Otoritas Thailand mengumumkan jumlah korban tewas akibat banjir parah yang melanda wilayah selatan negara itu bertambah menjadi 267 orang. Sebagian besar korban tewas ada di area distrik Hat Yai.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Thailand, Ekachai Piensriwatchara, seperti dilansir AFP, Rabu (3/12/2025), mengumumkan update jumlah korban tewas itu dalam pernyataan terbarunya pada Rabu (3/12) waktu setempat. Total 267 korban tewas itu tercatat di delapan provinsi untuk periode 22-27 November.
Ekachai menyebut lebih dari separuh, atau sedikitnya 142 korban tewas di antaranya, tercatat di distrik Hat Yai, yang merupakan tujuan wisata di Provinsi Songkhla.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hujan deras yang memicu banjir melanda wilayah selatan Thailand pada akhir bulan lalu. Laporan Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana menyebutkan lebih dari 1,4 juta rumah tangga dan sebanyak 3,8 juta orang terdampak banjir yang dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur 12 provinsi di wilayah selatan Thailand.
Skala banjir yang meluas dan tingginya jumlah korban jiwa telah memicu kritikan tajam terhadap pemerintah Thailand. Setidaknya dua pejabat lokal Thailand telah dinonaktifkan atas dugaan kegagalan mereka menangani banjir.
Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul telah meminta maaf atas kegagalan negara dalam melindungi rakyat yang dilanda banjir.
Anutin, yang berkunjung ke area-area terdampak banjir, termasuk Hat Yai pada akhir pekan, mengakui kekurangan pemerintah dalam penanggulangan banjir dan berjanji untuk melakukan perbaikan.
Anutin juga meminta maaf kepada masyarakat "karena pemerintah tidak mampu mengurus dan melindungi mereka".
Ketika ditanya oleh wartawan soal akar penyebab banjir parah di Hat Yai, Anutin menyinggung soal sifat geografis "cekungan" Songkhla, terutama distrik Hat Yai, yang menurutnya, membutuhkan perubahan desain jalanan untuk memperbaiki drainase. Dia juga menyebut perlunya peringatan evakuasi yang lebih ketat.
Sementara itu, dalam pengumuman terbaru, seperti dilansir The Nation, pemerintah Thailand mengatakan akan memberikan kompensasi sebesar 2 juta Baht, atau setara Rp 1 miliar, untuk setiap korban tewas akibat banjir. Kompensasi ini akan diberikan kepada keluarga korban tewas tanpa memerlukan dokumen tertulis demi mempercepat proses.
Juru bicara pemerintah Thailand, Siripong Angkasakulkiat, yang juga juru bicara Pusat Operasi Krisis Banjir Darurat (EFCOC), menjelaskan bahwa kompensasi 2 juta Baht hanya berlaku untuk korban tewas di Songkhla saja, yang telah ditetapkan sebagai keadaan darurat.
EFCOC yang menyetujui pemberian kompensasi itu, juga setuju untuk menghapus semua dokumen yang diperlukan atau menghilangkan proses birokrasi, demi mempercepat pemberian bantuan bagi warga terdampak.
Tonton juga video "Korban Tewas Akibat Banjir Thailand Bertambah Jadi 33 Orang"











































