Pemerintah Thailand mengumumkan kompensasi sebesar 2 juta Baht, atau setara Rp 1 miliar, untuk setiap korban tewas akibat banjir parah yang merendam wilayah selatan negara tersebut. Kompensasi ini akan diberikan kepada keluarga korban tewas tanpa memerlukan dokumen tertulis demi mempercepat proses.
Pemberian kompensasi ini, seperti dilansir media lokal Thailand, The Nation, Rabu (3/12/2025), diumumkan oleh Pusat Operasi Krisis Banjir Darurat (EFCOC) pada Senin (1/12) waktu setempat, setelah rapat digelar di Gedung Pemerintah Thailand.
Dalam rapat tersebut, EFCOC menyetujui pemberian kompensasi sebesar 2 juta Baht untuk setiap korban tewas akibat banjir di Provinsi Songkhla. EFCOC juga setuju untuk menghapus semua dokumen yang diperlukan atau menghilangkan proses birokrasi, demi mempercepat pemberian bantuan bagi warga terdampak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara pemerintah Thailand, Siripong Angkasakulkiat, yang juga juru bicara EFCOC, menjelaskan bahwa kompensasi 2 juta Baht hanya berlaku untuk korban tewas di Songkhla saja, yang telah ditetapkan sebagai keadaan darurat.
Keluarga korban tewas di provinsi-provinsi lainnya yang juga terdampak banjir, sebut Siripong, akan menerima bantuan sesuai peraturan normal dari Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana (DDPM).
Dia mengatakan bahwa Perdana Menteri (PM) Anutin Charnvirakul, yang beberapa kali mengunjungi korban banjir di Hat Yai, mendengarkan kekhawatiran warga dan menginstruksikan penghapusan langkah birokrasi yang tidak perlu dalam proses pemberian kompensasi.
Anutin, sebut Siripong, memerintahkan penggunaan peta banjir digital dan catatan registrasi rumah tangga online dari Departemen Administrasi Provinsi untuk memverifikasi kelayakan, bukannya meminta korban banjir untuk menunjukkan dokumen fisik.
Selama dua hari pertama setelah banjir surut, instansi pemerintah daerah belum menerima instruksi terbaru dari pemerintah pusat, sehingga beberapa kantor pemerintah masih meminta kartu identitas dan registrasi rumah tangga -- semacam Kartu Keluarga -- dari para korban dan keluarga mereka.
Siripong mengatakan Anutin telah menginstruksikan otoritas terkait untuk mempercepat pembayaran kompensasi. Keluarga korban tewas di area Songkha akan menerima 2 juta Baht dari DDPM, sementara EFCOC akan menentukan besaran kompensasi untuk provinsi lainnya berdasarkan aturan yang berlaku.
Ditambahkan oleh Siripong bahwa dokter-dokter pemerintah akan menilai apakah individu yang meninggal akibat komplikasi tidak langsung terkait banjir, akan memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi berdasarkan skema khusus.
Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand sebelumnya melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat banjir telah mencapai sedikitnya 170 orang. Korban tewas terbanyak ada di Provinsi Songkhla, yakni mencapai 131 orang.
Laporan Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana menyebutkan bahwa lebih dari 1,4 juta rumah tangga dan sebanyak 3,8 juta orang terdampak banjir yang dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur 12 provinsi di wilayah selatan Thailand.











































