Garda Revolusi Iran Ancam Israel Usai Kematian Komandan Hizbullah

Garda Revolusi Iran Ancam Israel Usai Kematian Komandan Hizbullah

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 26 Nov 2025 06:30 WIB
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sedang menyiapkan serangan gelombang kedua untuk Israel. Serangan kedua ini dinamakan Operation True Promise II.
Ilustrasi/Garda Revolusi Iran (Foto: Reuters)
Jakarta -

Komandan militer Hizbullah, Haytham Ali Tabatabai, dilaporkan tewas dalam serangan Israel di Lebanon. Sekutu Hizbullah Garda Revolusi Iran (IRGC) mengecam dan mengancam akan melakukan serangan balasan terhadap Tel Aviv.

Dilansir Al Arabiya, Selasa (25/11/2025), kematian Haytham Ali Tabatabai dikonfirmasi oleh Hizbullah. Tabatabai tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam pinggiran selatan Beirut pada Minggu (23/11) waktu setempat.

Hizbullah mengenang Tabatabai sebagai "seorang komandan militer penting" dan sosok komandan yang "hebat" yang telah "bekerja untuk menghadapi musuh Israel hingga saat-saat terakhir hidupnya yang penuh berkah".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tabatabai menjadi komandan Hizbullah paling senior yang dibunuh oleh Israel sejak dimulainya gencatan senjata antara kelompok itu dan Tel Aviv pada November 2024 lalu, yang mengakhiri pertempuran sengit selama lebih dari setahun.

ADVERTISEMENT

Dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh media pemerintah Iran, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (25/11/2025), IRGC mengatakan pihaknya "mengutuk keras kejahatan biadab ini".

Ditegaskan juga oleh IRGC bahwa Hizbullah dan seluruh "poros perlawanan" -- merujuk pada Iran dan jaringan kelompok bersenjata yang didukung Teheran -- berhak untuk membalas dendam atas kematian Tabatabai.

Garda Revolusi Iran Peringatkan Israel

Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya, memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi "respons yang menghancurkan" pada waktu yang mereka tentukan.

Kecaman IRGC ini disampaikan setelah Kementerian Luar Negeri Iran juga menyampaikan kecaman terhadap serangan mematikan Israel tersebut. Teheran menyebutnya sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata November 2024 dan pelanggaran brutal terhadap kedaulatan nasional Lebanon".

Israel telah berulang kali melancarkan serangan di wilayah Lebanon sejak gencatan senjata dimulai, dengan dalih serangan-serangan itu menargetkan para petempur dan infrastruktur militer Hizbullah.

Hizbullah, yang pendukung utamanya adalah Iran, telah melemah secara signifikan akibat konfrontasi terbaru dengan Israel. Situasi semakin memburuk dengan jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah, yang merupakan sekutu utama Teheran dan Hizbullah.

Kemunduran-kemunduran itu berdampak langsung pada Iran, dengan fasilitas nuklirnya menjadi target pengeboman Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), saat perang berkecamuk selama 12 hari pada pertengahan Juni lalu.

Simak juga Video 'Alasan Iran Masih Ogah Kerja Sama dengan AS':

Halaman 2 dari 2
(lir/fas)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads