Presiden Afsel Sebut Trump Berubah Pikiran Ingin Hadir ke KTT G20

Presiden Afsel Sebut Trump Berubah Pikiran Ingin Hadir ke KTT G20

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Jumat, 21 Nov 2025 03:01 WIB
Harapan berakhirnya penutupan sebagian pemerintahan federal Amerika Serikat (shutdown) kian nyata. Pada Rabu (12/11/2025), Presiden AS Donald Trump berbicara di Ruang Oval Gedung Putih, Washington D.C., pada hari di mana ia dijadwalkan menandatangani rancangan undang-undang pendanaan untuk mengakhiri kebuntuan anggaran yang sempat melumpuhkan sejumlah layanan publik. REUTERS/Kevin Lamarque
(Donald Trump). REUTERS/Kevin Lamarque
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) disebut telah berubah pikiran tentang pemboikotan KTT G20 di Johannesburg akhir pekan ini. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan AS ingin berpartisipasi dalam beberapa bentuk.

Dilansir AFP, Jumat (21/11/2025), Washington mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam KTT 22-23 November karena keberatan dengan prioritas pertemuan yang ditetapkan oleh Afrika Selatan, yang memegang jabatan presiden bergilir G20 tahun ini.

"Kami telah menerima pemberitahuan dari Amerika Serikat, sebuah pemberitahuan yang masih kami diskusikan dengan mereka, tentang perubahan pikiran untuk berpartisipasi dalam satu atau lain bentuk dalam KTT," kata Ramaphosa kepada wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini terjadi menjelang akhir KTT dimulai. Oleh karena itu, kami perlu terlibat dalam diskusi semacam itu untuk melihat seberapa praktis dan apa arti sebenarnya dari hal itu," katanya.

ADVERTISEMENT

Afrika Selatan memandang perkembangan ini sebagai "tanda positif," kata Presiden.

"Semua negara ada di sini, dan Amerika Serikat, ekonomi terbesar di dunia, perlu ada di sini," ujarnya.

"Jadi, senang mendengar adanya perubahan pendekatan, dan kami masih mendiskusikan bagaimana hal itu akan terwujud."

Presiden AS Donald Trump telah menunjuk Afrika Selatan untuk mendapatkan perlakuan keras dalam sejumlah isu sejak ia kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, terutama dengan membuat klaim yang telah dibantah bahwa warga Afrikaner kulit putih secara sistematis "dibunuh dan dibantai" di negara tersebut.

(rfs/rfs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads