Trump Puji Resolusi PBB untuk Gaza: Persetujuan Terbesar dalam Sejarah!

Trump Puji Resolusi PBB untuk Gaza: Persetujuan Terbesar dalam Sejarah!

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 18 Nov 2025 13:34 WIB
Harapan berakhirnya penutupan sebagian pemerintahan federal Amerika Serikat (shutdown) kian nyata. Pada Rabu (12/11/2025), Presiden AS Donald Trump berbicara di Ruang Oval Gedung Putih, Washington D.C., pada hari di mana ia dijadwalkan menandatangani rancangan undang-undang pendanaan untuk mengakhiri kebuntuan anggaran yang sempat melumpuhkan sejumlah layanan publik. REUTERS/Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji hasil voting Dewan Keamanan PBB yang mendukung rencana perdamaian Gaza-nya. Trump mengklaim rencana tersebut akan mengarah pada "perdamaian lebih lanjut di seluruh dunia."

Voting tersebut "mengakui dan mendukung DEWAN PERDAMAIAN, yang akan diketuai oleh saya," kata Trump dalam sebuah unggahan di media sosial miliknya, Truth Social.

"Ini akan tercatat sebagai salah satu persetujuan terbesar dalam sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa (dan) akan mengarah pada perdamaian lebih lanjut di seluruh dunia," imbuhnya, dilansir kantor berita AFP, Selasa (18/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Senin (17/11) waktu setempat, Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi AS yang memperkuat rencana Trump terkait pengerahan pasukan internasional di Gaza. Namun, masih ada beberapa negara yang menolak rencana tersebut.

ADVERTISEMENT

Terdapat 13 suara yang mendukung resolusi tersebut, sementara Rusia dan China abstain dan tidak ada veto.

Dilansir Middle East Eye, resolusi tersebut yang dinamai DK PBB 2803, menyatakan bahwa "kondisi saat ini memungkinkan menentukan jalur yang kredibel menuju penentuan nasib sendiri dan kenegaraan Palestina" jika Otoritas Palestina (PA) menjalani reformasi, dan pembangunan kembali Gaza "telah maju".

Washington awalnya tidak memasukkan referensi tentang penentuan nasib sendiri Palestina, tetapi membuat perubahan tersebut untuk menenangkan negara-negara Muslim dan Arab, yang diharapkan akan menyediakan pasukan untuk "Pasukan Stabilisasi Internasional" di wilayah kantong tersebut.

Secara resmi, baik Israel maupun AS telah mempertahankan kebijakan di atas kertas sejak awal 1990-an yang mengupayakan solusi dua negara bagi Israel dan Palestina. Namun, koalisi sayap kanan Netanyahu, serta pemerintahan sayap kanan Trump, secara efektif telah sepenuhnya menepis gagasan tersebut.

Untuk diketahui, resolusi AS ini terdiri dari rencana 20 poin Trump untuk wilayah Gaza. Dalam resolusi itu, tertulis aturan pasukan keamanan akan melapor kepada "dewan perdamaian" mengenai kondisi Gaza. Dewan Perdamaian itu diketuai oleh Trump.

AS juga telah mendirikan pusat koordinasi militer di Israel untuk mengawasi gencatan senjata, meskipun, kata Hamas, Israel telah melanggar gencatan senjata tersebut lebih dari 250 kali.

Tonton juga video "Tok! PBB Setujui Pengerahan Pasukan Internasional di Gaza"

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads