Genjot Pernikahan, China Beri Voucher Rp 2,3 Juta ke Pengantin Baru

Genjot Pernikahan, China Beri Voucher Rp 2,3 Juta ke Pengantin Baru

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 17 Nov 2025 16:25 WIB
Wang Jieyu, 31, and Zhan Yongqiang, 33, pose for a photographer with their marriage certificates after they registered at the Huguo Guanyin Temple, in Beijing, China October 28, 2025. (Reuters)
Pasangan China menikah di sebuah kuil di Beijing (dok. Reuters)
Beijing -

Otoritas kota Ningbo di China bagian timur akan menerbitkan voucher tunai senilai 1.000 Yuan, atau setara Rp 2,3 juta, bagi pasangan pengantin baru. Kebijakan ini diumumkan seiring kian gencarnya upaya pemerintah China untuk mendorong pasangan muda menikah dan memiliki anak.

Angka pernikahan di China anjlok seperlima tahun lalu -- penurunan terbesar yang pernah tercatat. Menurunnya minat untuk menikah dan memulai keluarga telah sejak lama dikaitkan dengan tingginya biaya pengasuhan anak dan biaya pendidikan.

Departemen urusan sipil kota Ningbo, seperti dilansir Reuters, Senin (17/11/2025), mengumumkan via akun WeChat resminya pada akhir Oktober lalu bahwa pasangan pengantin baru dapat menerima delapan voucher konsumsi pernikahan, senilai total 1.000 Yuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Voucher itu berlaku untuk pasangan yang mendaftarkan pernikahan mereka antara 28 Oktober hingga 31 Desember mendatang.

ADVERTISEMENT

Disebutkan departemen urusan sipil kota Ningbo dalam pengumumannya bahwa voucher tersebut bisa digunakan untuk berbagai urusan, termasuk fotografi pernikahan, seremoni dan perayaan pernikahan, akomodasi hotel, ritel, dan sektor-sektor terkait pernikahan lainnya.

"Voucher ini jumlahnya terbatas dan akan didistribusikan berdasarkan sistem siapa cepat dia dapat," jelas departemen urusan sipil kota Ningbo.

Kebijakan serupa juga telah diterapkan di kota-kota wilayah timur China, seperti Hangzhou dan Pinghu, yang menyatakan bahwa voucher tunai akan ditawarkan hingga akhir tahun.

Bagi otoritas China, mendorong minat warganya untuk menikah dan memiliki bayi merupakan perhatian utama. China memiliki populasi terbesar kedua di dunia, dengan jumlah penduduk mencapai 1,4 miliar jiwa, namun populasinya menua dengan cepat.

Langkah-langkah yang diambil tahun lalu oleh otoritas China untuk mengatasi persoalan tersebut, termasuk mendesak perguruan tinggi dan universitas untuk menyediakan "pendidikan cinta" guna menekankan pandangan positif tentang pernikahan, cinta, kesuburan, dan keluarga.

Beijing juga menginstruksikan pemerintah daerah untuk mengalokasikan sumber daya mereka guna mengatasi krisis populasi dan menyebarkan rasa hormat terhadap kelahiran anak dan pernikahan "pada usia yang tepat".

Lebih dari 6,1 juta pasangan tercatat mendaftarkan pernikahan tahun lalu di China. Angka itu tercatat menurun jika dibandingkan setahun sebelumnya yang mencapai 7,68 juta pasangan.

Lihat juga Video Ide China Biar Warganya Mau Nikah di Tengah Krisis Demografi

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads