5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 15 Nov 2025 19:37 WIB
Sebuah bendera China yang sedang berkibar di depan mesin pengangkut kargo di pelabuhan di China (Foto: Daniel Berehulak/Getty Images)
Ilustrasi bendera China (Foto: Daniel Berehulak/Getty Images)
Jakarta -

Pemerintah China menyerukan warganya untuk tidak bepergian ke Jepang. Ini dilakukan menyusul protes China atas pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi yang menyebutkan kemungkinan keterlibatan negaranya, jika perang China dan Taiwan pecah.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/11/2025), komentar Takaichi pada 7 November lalu tersebut secara luas ditafsirkan menyiratkan bahwa serangan China terhadap Taiwan, dapat memicu aksi militer oleh Tokyo. Diketahui bahwa Taiwan yang diklaim oleh China, hanya berjarak 100 kilometer (62 mil) dari pulau terdekat di Jepang.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (15/11/2025):

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

- Kecelakaan Iring-iringan Mobil Wapres AS, 2 Polisi Dilarikan ke RS

Dua kendaraan aparat penegak hukum mengalami kecelakaan di Tennesse, Amerika Serikat saat mengawal iring-iringan mobil Wakil Presiden JD Vance. Akibatnya, dua polisi dilarikan ke rumah sakit, salah satunya dalam kondisi kritis.

ADVERTISEMENT

Kecelakaan pada hari Jumat (14/11) waktu setempat di Maryville, sekitar 27 kilometer di selatan Knoxville tersebut, melibatkan seorang polisi negara bagian dan seorang petugas sepeda motor Departemen Kepolisian Maryville, kata pihak kota dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita Associated Press, Sabtu (15/11/2025).

Keduanya dibawa ke rumah sakit. Pihak berwenang tidak segera merilis informasi tentang kondisi polisi tersebut.

- Trump Bilang Sudah Ambil Keputusan Soal Venezuela, Apa Itu?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dirinya "semacam" telah mengambil keputusan tentang Venezuela. Hal ini disampaikannya pada Jumat (14/11) waktu setempat seiring pengerahan militer AS di Amerika Latin telah memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas.

"Saya semacam telah mengambil keputusan," kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One saat ia melakukan perjalanan ke kediamannya di Florida, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/11/2025).

"Saya tidak bisa memberi tahu Anda apa itu, tetapi kami telah membuat banyak kemajuan dengan Venezuela dalam hal menghentikan masuknya narkoba," tambah Trump.

- Rusia Ngegas Serang Ukraina, Zelensky: Upaya Keji Sebarkan Teror!

Serangan rudal Rusia terus menghantam Kyiv, ibu kota Ukraina pada hari Jumat (14/11), menewaskan enam orang di sebuah apartemen. Serangan besar-besaran Rusia ini dikecam oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai upaya keji untuk menyebarkan teror.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/11/2025), serangan drone Rusia di sebuah pasar di Ukraina selatan beberapa jam kemudian menewaskan dua orang lagi, kata pihak berwenang. Ukraina juga menembakkan rudal-rudal ke wilayah Rusia dan pejabat Rusia melaporkan kebakaran di kilang minyak Laut Hitam.

Ini adalah salah satu serangan terbesar di Kyiv sejak Rusia melancarkan invasi penuh ke Ukraina pada tahun 2022, menghantam gedung-gedung di sebagian besar distrik ibu kota.

- Trump Perintahkan Deplu AS Tolak Pemohon Visa yang Obesitas-Diabetes

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS untuk menolak visa bagi warga negara asing karena alasan usia dan kondisi kesehatan seperti diabetes dan obesitas. Menurut Washington, para pemohon tersebut memiliki kemungkinan tinggi menjadi "beban publik" karena masalah kesehatan mereka.

Dalam beberapa bulan terakhir, rencana untuk mencegah lebih banyak warga negara asing datang ke AS telah mencakup jaminan hingga US$15.000 untuk pelancong dari negara tertentu, biaya US$100.000 untuk pekerja visa H-1B, dan penolakan visa berdasarkan temuan "pandangan anti-Amerika".

- China Serukan Warganya Tidak Bepergian ke Jepang, Ada Apa?

Pemerintah China menyerukan warganya untuk tidak bepergian ke Jepang. Ini dilakukan menyusul protes China atas pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi yang menyebutkan kemungkinan keterlibatan negaranya, jika perang China dan Taiwan pecah.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/11/2025), komentar Takaichi pada 7 November lalu tersebut secara luas ditafsirkan menyiratkan bahwa serangan China terhadap Taiwan, dapat memicu aksi militer oleh Tokyo. Diketahui bahwa Taiwan yang diklaim oleh China, hanya berjarak 100 kilometer (62 mil) dari pulau terdekat di Jepang.

Pada hari Jumat (14/11), Beijing mengatakan telah memanggil duta besar Jepang untuk dimintai keterangan. Sementara Tokyo pun mengatakan telah memanggil duta besar China setelah sebuah unggahan daring yang "tidak pantas" dan kini telah dihapus.

Halaman 3 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads