AS Umumkan Operasi Militer di Amerika Latin, Targetnya Teroris Narkotika

AS Umumkan Operasi Militer di Amerika Latin, Targetnya Teroris Narkotika

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 14 Nov 2025 13:35 WIB
U.S. Secretary of Defense Pete Hegseth attends a meeting of the Ukraine Defence Contact Group, after a meeting of NATO defence ministers at the alliances headquarters, in Brussels, Belgium October 15, 2025. REUTERS/Yves Herman Purchase Licensing Rights
Menhan AS Pete Hegseth (dok. REUTERS/Yves Herman)
Washington DC -

Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth mengumumkan operasi militer terbaru AS untuk "menyingkirkan teroris narkotika" di Amerika Latin. Pengumuman ini disampaikan saat kekhawatiran meningkat soal pengerahan kekuatan militer AS di kawasan itu dapat memicu konflik yang lebih luas.

Dalam pengumuman via media sosial X tersebut, seperti dilansir AFP, Jumat (14/11/2025), Hegseth menyebut operasi militer terbaru AS yang bernama "Operation Southern Spear" bertujuan untuk "mengamankan tanah air kita dari narkoba".

"Hari ini, saya mengumumkan Operation SOUTHERN SPEAR," tulis Hegseth dalam postingan media sosial pada Kamis (13/11) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misi ini membela tanah air kita, menyingkirkan para teroris narkotika dari belahan Bumi kita, dan mengamankan tanah air kita dari narkoba yang membunuh rakyat kita," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Pernyataan Hegseth itu tidak memberikan penjelasan lebih detail soal apa yang akan dilakukan dalam operasi militer tersebut, atau bagaimana operasi tersebut mungkin berbeda dari rentetan aksi militer yang telah dilakukan AS beberapa waktu terakhir di kawasan tersebut.

Pemerintahan Presiden Donald Trump melancarkan rentetan serangan militer di kawasan Karibia dan Pasifik Timur, setelah mengerahkan aset-aset Angkatan Laut dan Angkatan Udara untuk apa yang disebut Washington sebagai operasi antinarkoba.

Sejak pengerahan militer pada awal September lalu, pasukan militer AS telah melancarkan serangan terhadap sekitar 20 kapal yang diduga mengangkut narkoba di perairan internasional di kawasan tersebut. Menurut data otoritas AS, sedikitnya 76 orang tewas akibat rentetan serangan tersebut.

Ketika dimintai penjelasan lebih lanjut mengenai Operation Southern Spear, juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS hanya merujuk kembali pernyataan Hegseth via media sosial X.

Namun laporan media terkemuka AS, CBS News, pada Rabu (12/11) yang mengutip sejumlah sumber menyebutkan bahwa para pejabat militer senior AS telah memberikan opsi terbaru kepada Trump untuk operasi potensial di Venezuela, termasuk melibatkan serangan darat.

Otoritas Venezuela mengumumkan, pada Selasa (11/11), soal apa yang mereka sebut sebagai pengerahan militer besar-besaran di seluruh negeri untuk melawan meningkatnya kehadiran Angkatan Laut AS di lepas pantai negara itu, termasuk kapal induk AS USS Gerald R Ford yang baru tiba di kawasan tersebut.

Caracas mengkhawatirkan pengerahan militer AS, yang juga mencakup sejumlah jet tempur siluman F-35 ke Puerto Rico dan enam kapal perang di kawasan Karibia, merupakan plot perubahan rezim yang terselubung.

Simak juga Video: Detik-detik Militer AS Tembak Kapal Pengangkut Narkoba di Laut Karibia

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads