Pemerintah Rusia mengancam akan mengambil tindakan jika Amerika Serikat (AS) benar-benar melanjutkan kembali uji coba nuklir, setelah moratorium selama tiga dekade terakhir. Moskow saat ini sedang mengkaji kelayakan uji coba nuklir menyusul pernyataan terbaru Washington soal arahan uji coba terbaru.
Potensi AS memulai kembali uji coba nuklir setelah jeda selama 33 tahun terakhir mencuat setelah Presiden Donald Trump, pada akhir Oktober lalu, secara mengejutkan mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan Pentagon untuk segera memulai kembali uji coba senjata nuklir.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir Anadolu Agency, Jumat (14/11/2025), mengatakan bahwa arahan uji coba terbaru Washington akan "mencakup sistem pengiriman".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Rubio tidak secara eksplisit mengonfirmasi bahwa uji coba skala penuh sedang dipertimbangkan oleh AS.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dalam tanggapannya terhadap pernyataan Rubio tersebut pada Kamis (13/11) waktu setempat, menegaskan Rusia akan mengikuti pernyataan Presiden Vladimir Putin untuk "bertindak secara sesuai" jika AS sungguh-sungguh melakukan uji coba nuklir.
"Jika kita menganggap hal ini sebagai konfirmasi bahwa AS menarik diri dari larangan uji coba, maka ini menegaskan niat tersebut," kata Peskov dalam pernyataannya, berargumen bahwa uji coba apa pun akan mengakhiri moratorium komprehensif yang selama ini berlaku.
"Seperti yang dikatakan presiden kami, dalam hal ini, Rusia akan bertindak secara sesuai," tegas Peskov.
Dia mengatakan bahwa Putin telah memberikan perintah baru pada 5 November lalu, yakni bukan untuk memulai persiapan uji coba, tetapi untuk mengumpulkan informasi dan "meneliti kelayakan" persiapan tersebut mengingat langkah-langkah yang diambil AS.
Rusia Tak Akan Izinkan Perlombaan Senjata
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, dalam wawancara terpisah dengan RIA Novosti mengatakan bahwa lembaga-lembaga Rusia dan para pakar Dewan Keamanan telah mulai "memodelkan kemungkinan respons terhadap tantangan yang ada dan potensi perkembangannya".
Shoigu menegaskan bahwa Moskow tidak dapat "berdiam diri" ketika sistem pengendalian senjata melemah.
Dia mengatakan bahwa Gedung Putih sejauh ini belum memberikan "penjelasan komprehensif" mengenai pernyataan terbaru soal uji coba nuklir. Shoigu menambahkan bahwa Rusia mengharapkan AS terus menghormati komitmen berdasarkan kerangka kerja larangan uji coba yang telah lama berlaku.
"Rusia siap menghadapi perkembangan apa pun, tetapi dalam situasi apa pun tidak akan membiarkan perlombaan senjata baru diprovokasi, betapa pun musuh-musuh kami menginginkannya," tegas Shoigu yang mantan Menteri Pertahanan Rusia ini.
Simak juga Video: AS Bakal Kembali Uji Coba Senjata Nuklir Setelah 33 Tahun Absen











































