Topan Kalmaegi menerjang wilayah Filipina. Negara di sebelah utara Indonesia itu menetapkan status darurat bencana akibat besarnya dampak Topan Kalmaegi.
Topan Kalmaegi punya nama lokal di Filipina dengan sebutan topan Tino. Sekitar 241 orang di Filipina tewas dan hilang akibat terjangan keras topan ini.
Dirangkum detikcom, Jumat (7/11/2025), otoritas Manila melaporkan sedikitnya 114 orang dikonfirmasi tewas dan 127 orang lainnya dinyatakan hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan basis data bencana EM-DAT, seperti dilansir AFP, topan Kalmaegi atau Tino, disebut sebagai topan paling mematikan di dunia pada tahun 2025.
Topan Kalmaegi turut menyebabkan banjir dan longsor. Banjir besar di kota-kota di Provinsi Cebu minggu ini menyebabkan mobil-mobil hanyut.
Derasnya air juga menyapu gubuk-gubuk di tepi sungai, dan bahkan kontainer pengiriman besar. Banjir yang digambarkan ini belum pernah terjadi sebelumnya di Provinsi Cebu.
Topan Kalmaegi yang menerjang dengan dahsyat, telah membuat atap-atap rumah terkoyak dan menumbangkan pepohonan serta tiang listrik, serta menyebabkan banjir besar.
Mobil-mobil hanyut terbawa banjir saat Topan Kalmaegi menerjang wilayah Bacayan, Cebu City (REUTERS/Eloisa Lopez) |
1,4 Juta Warga Filipina Terdampak
Topan Kalmaegi meninggalkan wilayah Filipina pada Kamis (6/11) pagi, namun menurut badan meteorologi Filipina, masih membawa hujan di beberapa wilayah Luzon dan Mindanao. Dilaporkan topan tersebut kini menuju Vietnam.
Lebih dari 500.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka, dengan lebih dari 1,4 juta orang lainnya terkena dampak topan di wilayah Visayas Tengah, termasuk sebagian Provinsi Cebu.
Banjir besar dan tanah longsor, menurut otoritas Filipina, juga memutus akses jalanan di daerah-daerah terpencil, dengan beberapa kota dilanda pemadaman listrik.
Topan Kalmaegi menghantam dua daratan sekaligus di wilayah Visayas pada Selasa (4/11) pagi, pertama di area Leyte Selatan dan kemudian di Cebu. Topan ini diperkirakan menguat kembali di Laut China Selatan sebelum bergerak menuju ke Vietnam.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr (Foto: dok. Reuters) |
Presiden Umumkan Status Darurat
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengumumkan keadaan darurat usai Topan Kalmaegi menerjang wilayah negaranya. Penetapan itu dilakukan merespons besarnya kerusakan dan banyaknya korban jiwa akibat topan yang memicu banjir dan tanah longsor tersebut.
Seperti dilansir Anadolu Agency, Kantor kepresidenan Filipina menyatakan keputusan penetapan keadaan darurat itu diambil Marcos Jr dalam sebuah pengarahan di Dewan Nasional Pengurangan Risiko dan Penanggulangan Bencana.
Marcos Jr mengatakan bahwa penetapan tersebut akan mempercepat upaya penyelamatan, bantuan, dan rehabilitasi, memungkinkan akses yang lebih cepat terhadap dana darurat dan proses pengadaan yang lebih efisien.
Topan Kalmaegi turut menyebabkan banjir dan longsor. Banjir besar di kota-kota di Provinsi Cebu minggu ini menyebabkan mobil-mobil hanyut. (Foto: REUTERS/Eloisa Lopez) |
"Mengingat luasnya, katakanlah, wilayah yang bermasalah yang telah dilanda (topan) Tino (sebutan lokal untuk topan Kalmaegi-red) dan akan dilanda (topan) Uwan, ada usulan dari (dewan), yang telah saya setujui, bahwa kita akan menetapkannya sebagai bencana nasional," ucap Marcos Jr dalam pengumumannya.
Dia menambahkan bahwa sebanyak 10 wilayah hingga 12 wilayah diperkirakan akan terdampak topan tersebut, saat Filipina bersiap menghadapi topan Uwan.
Juru bicara Kantor Pertahanan Sipil, Diego Mariano, secara terpisah, seperti dilansir Inquirer, melaporkan bahwa sebanyak 82 orang mengalami luka-luka di Visayas Tengah, wilayah yang terdampak paling parah.
Lihat juga Video: Korban Tewas Akibat Topan Kalmaegi di Filipina Jadi 40 Orang














































