Gelar Pangeran Andrew Dilucuti Raja Charles, Trump: Situasi Tragis

Gelar Pangeran Andrew Dilucuti Raja Charles, Trump: Situasi Tragis

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 03 Nov 2025 14:29 WIB
IN FLIGHT - OCTOBER 24: U.S. President Donald Trump speaks to members of the media aboard Air Force One on October 24, 2025, in flight. Trump is traveling to Malaysia for the Association of Southeast Asian Nations summit (ASEAN), Japan, and to South Korea for the Asia-Pacific Economic Cooperation forum (APEC).   Andrew Harnik/Getty Images/AFP (Photo by Andrew Harnik / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Presiden AS Donald Trump saat berbicara kepada wartawan di Air Force One (dok. Getty Images via AFP/ANDREW HARNIK)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan komentar atas situasi terkini yang menyelimuti keluarga Kerajaan Inggris, dengan Raja Charles III melucuti gelar pangeran dari adiknya, Andrew, yang terseret skandal pelaku kejahatan seksual, Jeffrey Epstein.

Trump, seperti dilansir Reuters, Senin (3/11/2025), mengatakan dirinya merasa kasihan terhadap keluarga Kerajaan Inggris. Dia menyebut apa yang terjadi sebagai "situasi tragis".

Istana Buckingham mengumumkan pada Kamis (30/10) pekan lalu bahwa Raja Charles telah mencabut gelar pangeran dari Andrew (65), dan memaksanya keluar dari kediamannya di Windsor. Langkah ini menjadi upaya Kerajaan Inggris untuk menjauhkan diri dari keterkaitan Andrew dengan mendiang Epstein.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah hal yang buruk yang terjadi pada keluarga ini," kata Trump saat ditanya soal langkah Raja Charles itu oleh wartawan di dalam pesawat kepresidenan AS, Air Force One, pada Minggu (2/11) waktu setempat.

ADVERTISEMENT

"Itu merupakan situasi yang tragis dan itu sangat buruk. Maksud saya, saya merasa kasihan pada keluarga ini," ucapnya.

Keputusan Raja Charles untuk melucuti gelar pangeran dan mengeluarkan Andre dari kediaman resminya menjadi salah satu langkah paling dramatis terhadap seorang anggota keluarga kerajaan dalam sejarah Inggris modern.

Trump, yang berteman dengan Epstein di masa lalu, menghadapi kesengsaraan tersendiri terkait skandal seks yang menjerat sosok yang pernah menjadi pemodal terkemuka AS tersebut.

Kalangan Partai Demokrat, dan beberapa politisi Partai Republik, menuntut agar pemerintahan Trump merilis berkas-berkas pemerintah terkait kasus Epstein.

Meskipun mengakui dirinya mengenal Epstein secara sosial bertahun-tahun lalu, Trump mengatakan dirinya berselisih dengan pemodal AS itu jauh sebelum Epstein tewas di dalam penjara tempatnya ditahan pada tahun 2019 lalu, ketika menunggu persidangan kasus kekerasan seksual terhadap sejumlah remaja.

Ratusan perempuan telah menuduh Epstein melakukan pelecehan dan kekerasan seksual terhadap mereka.

Pada September lalu, para politisi Partai Demokrat di dalam DPR AS mempublikasikan surat ucapan ulang tahun yang diduga ditulis oleh Trump untuk Epstein sekitar 20 tahun lalu. Surat itu, yang keasliannya dibantah oleh Gedung Putih, memuat kalimat berbunyi: "Semoga setiap hari menjadi rahasia indah lainnya."

Lihat juga Video: Kerajaan Inggris Diguncang Skandal Epstein, Trump: Situasi Tragis

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads