Kesindir Rusia Bikin Trump Minta Uji Coba Senjata Nuklir

Kesindir Rusia Bikin Trump Minta Uji Coba Senjata Nuklir

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 30 Okt 2025 20:06 WIB
US President Donald Trump speaks to members of the press before boarding Air Force One at Morristown Municipal Airport in Morristown, New Jersey on September 14, 2025 after spending the weekend at his Bedminster residence. (Photo by Mandel NGAN / AFP)
Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP/MANDEL NGAN)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Departemen Pertahanan AS atau Pentagon segera menguji coba senjata nuklir. Perintah Trump itu disampaikan setelah tersindir Rusia.

Rusia mengumumkan keberhasilan uji coba terakhir rudal jelajah bertenaga nuklir baru yang tidak dimiliki siapa pun. Presiden Rusia Vladimir Putin memuji senjata berkemampuan nuklir itu 'unik' dengan jangkauan yang diklaimnya 'tidak terbatas'.

"Uji coba yang menentukan kini telah selesai," ujar Putin dalam video yang dirilis Kremlin saat bertemu dengan para pejabat militer seperti dilansir AFP, Minggu (26/10).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudal itu disebut memiliki jangkauan hingga 14.000 kilometer. Putin memerintahkan persiapan infrastruktur untuk menempatkan senjata tersebut di angkatan bersenjata Rusia.

"Ini adalah senjata unik yang tidak dimiliki siapa pun di dunia," ujar Putin, yang mengenakan seragam loreng dalam pertemuan di titik komando dengan para jenderal Rusia yang mengawasi perang di Ukraina.

ADVERTISEMENT

Dalam pernyataan yang dirilis Kremlin, Putin menuturkan pernah diberitahu sejumlah spesialis Rusia kalau senjata semacam itu tidak mungkin dibuat. Namun sekarang, Putin mengatakan "pengujian krusial" telah selesai dilakukan.

"Kekuatan strategis mampu menjamin keamanan nasional Federasi Rusia dan negara kesatuan secara menyeluruh," kata Putin.

Otoritas Rusia juga mengklaim senjata berkemampuan nuklir tersebut mampu menghindari sistem pertahanan apa pun. Dikatakan oleh Moskow bahwa rudal 9M730 Burevestnik (Storm Petrel) merupakan senjata "tak terkalahkan" oleh sistem pertahanan rudal saat ini dan di masa mendatang, dengan jangkauan yang hampir tak terbatas dan jalur penerbangan tak terduga.

Selama uji coba terakhir pada 21 Oktober, rudal tersebut menghabiskan 'sekitar 15 jam' terbang sejauh 14.000 Km. Kepala Staf Militer Rusia Valery Gerasimov menyebut jarak tersebut bukanlah batas maksimum untuk senjata tersebut.

"Karakteristik teknis Burevestnik memungkinkannya digunakan dengan presisi terjamin terhadap lokasi-lokasi yang sangat terlindungi, berapa pun jaraknya," ujarnya.

Trump Sindir Putin

Trump mengkritik uji coba rudal bertenaga nuklir yang baru saja dilakukan Rusia. Trump menyindir Putin seharusnya mengakhiri perang dengan Ukraina, bukannya melakukan uji coba rudal.

"Dia seharusnya mengakhiri perang (di Ukraina). Perang yang seharusnya berlangsung selama satu minggu, saat ini akan segera memasuki tahun keempat. Itulah yang seharusnya dia lakukan, alih-alih menguji coba rudal," kata Trump dalam komentarnya, seperti dilansir AFP, Senin (27/10/2025).

Pernyataan itu disampaikan Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan AS Air Force One, saat dia sedang melakukan kunjungan ke kawasan Asia.

Putin tak menggubris sindiran Trump. Dia justru kembali menguji coba pesawat nirawak bawah air bertenaga nuklir.

Dilansir AFP, Rabu (29/10/2025), Putin mengawasi uji coba senjata berkemampuan nuklir canggih lainnya--rudal jelajah Burevestnik, yang menurutnya memiliki jangkauan tak terbatas.

"Kemarin, uji coba lain dilakukan untuk sistem prospektif lainnya--perangkat bawah air tak berawak 'Poseidon,' yang juga dilengkapi dengan unit tenaga nuklir," kata Putin dalam pernyataan yang disiarkan televisi saat mengunjungi rumah sakit militer yang merawat tentara Rusia yang terluka di Ukraina.

Pemimpin Rusia itu mengatakan tidak ada cara untuk mencegat torpedo pesawat nirawak tersebut, yang menurut Putin, dapat melaju dengan kecepatan lebih tinggi daripada kapal selam konvensional dan mencapai benua mana pun di dunia.

Putin mengatakan tidak ada negara yang dapat menandingi kecepatan dan kedalaman penyelaman Poseidon, dan menambahkan, "kemungkinan besar hal serupa tidak akan terjadi dalam waktu dekat."

Perangkat tersebut dapat beroperasi pada kedalaman lebih dari satu kilometer (0,6 mil) dan melaju dengan kecepatan hingga 70 knot tanpa terdeteksi, menurut sebuah sumber di kompleks industri militer Rusia yang dikutip oleh kantor berita negara TASS. Pertama kali diuji pada tahun 2018, perangkat tersebut mampu membawa hulu ledak nuklir hingga dua megaton, kata sumber tersebut kepada TASS.

Trump Langsung Minta Pentagon Uji Coba Senjata Nuklir

Trump memerintahkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon untuk segera memulai uji coba senjata nuklir. Trump mengungkit soal Rusia dan China saat mengumumkan hal tersebut.

"Amerika Serikat memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain mana pun. Hal ini telah dicapai, termasuk pembaruan dan renovasi total terhadap senjata yang sudah ada, selama masa jabatan pertama saya. Karena daya rusaknya yang luar biasa, saya SANGAT TIDAK SUKA melakukannya, tetapi tidak punya pilihan!" kata Trump seperti dilansir Reuters dan The Guardian, Kamis (30/10/2025),

"Rusia berada di posisi kedua, dan China di posisi ketiga, tetapi akan sama dalam waktu 5 tahun," sebutnya.

"Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Perang (nama baru Departemen Pertahanan-red) untuk memulai uji coba senjata nuklir kita secara setara," ujar Trump dalam pernyataannya.

"Proses itu akan segera dimulai," cetusnya.

Pengumuman Trump itu disampaikan kurang dari satu jam sebelum pertemuannya dengan Xi di Korsel yang dijadwalkan pada Kamis (30/10) pagi waktu setempat, dalam upaya mencapai gencatan senjata perang dagang kedua negara.

Simak Video 'Israel Serang Gaza, Trump: Tak Ancam Gencatan Senjata':

Halaman 2 dari 2
(idn/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads