5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Senin, 27 Okt 2025 17:52 WIB
A drone view shows the destruction in a residential neighborhood, after the withdrawal of the Israeli forces from the area, amid a ceasefire between Israel and Hamas in Gaza, in Gaza City, October 21, 2025. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Potret kehancuran di Gaza akibat serangan Israel (Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas)
Jakarta -

Turki kemungkinan tidak akan disertakan dalam pasukan stabilisasi beranggotakan 5.000 personel yang akan dibentuk di wilayah Jalur Gaza, setelah Israel menegaskan mereka tidak ingin pasukan militer dari Ankara ikut serta.

Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, seperti dilansir The Guardian dan Reuters, Senin (27/10/2025), mengisyaratkan pekan lalu bahwa dirinya akan menentang peran apa pun bagi pasukan keamanan Turki di Jalur Gaza.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (27/10/2025):

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

- Netanyahu Bilang Israel Tak Butuh Izin Serang Musuh di Gaza atau Lebanon

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa negaranya tidak akan meminta persetujuan untuk menyerang target di Jalur Gaza atau Lebanon. Dia bersikeras akan mempertahankan kendali keamanan atas Jalur Gaza, meskipun telah menandatangani perjanjian gencatan senjata.

ADVERTISEMENT

Berbicara dalam rapat dengan jajaran menteri dalam pemerintahannya, seperti dilansir AFP, Senin (27/10/2025), Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan memutuskan sendiri soal di mana dan kapan akan menyerang musuh-musuhnya.

"Israel merupakan negara merdeka. Kami akan membela diri dengan cara kami sendiri dan kami akan terus menentukan nasib kami sendiri," tegas Netanyahu.

- Menhan Israel Perintahkan Lanjutkan Penghancuran Terowongan Gaza

Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengatakan dirinya telah menginstruksikan pasukan militer negaranya untuk melanjutkan penghancuran terowongan di sebagian wilayah Jalur Gaza, yang masih berada di bawah kendali Israel, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

Katz, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (27/10/2025), menyebut langkah semacam itu telah dikoordinasikan dengan Amerika Serikat (AS), dengan tujuan membubarkan Hamas dan menghancurkan terowongan-terowongan bawah tanah di daerah kantong Palestina tersebut.

"Saya telah menginstruksikan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) untuk memprioritaskan terowongan sebagai tugas utama di zona kuning, yang saat ini berada di bawah kendali kami, di samping melindungi tentara dan masyarakat," kata Katz dalam pernyataan via media sosial X.

- Rusia Gelar Uji Coba Rudal Nuklir, Trump Bilang Gini

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengkritik uji coba rudal bertenaga nuklir, yang baru saja dilakukan Rusia, sebagai "hal yang tidak tepat". Trump menyindir Presiden Vladimir Putin seharusnya mengakhiri perang dengan Ukraina, bukannya melakukan uji coba rudal.

"Dia seharusnya mengakhiri perang (di Ukraina). Perang yang seharusnya berlangsung selama satu minggu, saat ini akan segera memasuki tahun keempat. Itulah yang seharusnya dia lakukan, alih-alih menguji coba rudal," kata Trump dalam komentarnya, seperti dilansir AFP, Senin (27/10/2025).

Pernyataan itu disampaikan Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan AS Air Force One, saat dia sedang melakukan kunjungan ke kawasan Asia.

- Presiden Palestina Tunjuk Wapres Gantikan Dirinya Jika Terjadi Kekosongan

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengeluarkan deklarasi konstitusional yang menetapkan bahwa jika jabatan presiden kosong, Wakil Presiden (Wapres) akan mengambil alih tugasnya untuk sementara.

"Jika terjadi kekosongan jabatan Presiden Otoritas Palestina, dan Dewan Legislatif Palestina tidak ada, Wakil Presiden Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang juga Wakil Presiden Negara Palestina, akan mengambil alih tugas Presiden untuk sementara waktu tidak lebih dari 90 hari," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Abbas pada hari Minggu (26/10) waktu setempat, lapor kantor berita Palestina, WAFA, dilansir Al Arabiya, Senin (27/10/2025).

- Israel Keberatan, Turki Terancam Tak Ikut Pasukan Stabilisasi Gaza

Turki kemungkinan tidak akan disertakan dalam pasukan stabilisasi beranggotakan 5.000 personel yang akan dibentuk di wilayah Jalur Gaza, setelah Israel menegaskan mereka tidak ingin pasukan militer dari Ankara ikut serta.

Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, seperti dilansir The Guardian dan Reuters, Senin (27/10/2025), mengisyaratkan pekan lalu bahwa dirinya akan menentang peran apa pun bagi pasukan keamanan Turki di Jalur Gaza.

Hubungan Israel dan Turki yang sempat menghangat, kembali memburuk selama perang Gaza berkecamuk. Kedua negara juga berseteru mengenai Suriah.

Tonton juga video "Pertemuan Komite Palang Merah Internasional dan Hamas, Bahas Apa?" di sini:

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads