Otoritas Israel memberikan izin kepada tim dari Mesir dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk masuk ke wilayah Jalur Gaza, guna membantu pencarian jenazah-jenazah sandera yang tertimbun reruntuhan.
Otoritas Israel, dilansir BBC dan AFP, Senin (27/10/2025), mengatakan bahwa tim Mesir diizinkan bekerja sama dengan ICRC untuk mencari jenazah sandera yang belum ditemukan. Mereka akan menggunakan ekskavator dan truk untuk misi pencarian di luar "garis kuning".
Sebutan "garis kuning" merujuk pada garis batas yang membentang di sepanjang utara, selatan, dan timur Jalur Gaza yang ditetapkan oleh militer Israel, Angkatan Bersenjata Israel (IDF), untuk membatasi penarikan mundur pasukannya, sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, mengatakan bahwa Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu secara pribadi menyetujui kedatangan tim Mesir.
"Saat ini, ini hanya tim teknis, dan tidak ada personel yang berasal dari militer," katanya.
"Tim ini diizinkan masuk melewati posisi Garis Kuning IDF ke wilayah Gaza untuk melakukan pencarian sandera-sandera kita," ucap Bedrosian.
Rekaman video AFP menunjukkan konvoi kendaraan Mesir di Jalur Gaza membawa tim penyelamat dan alat berat untuk mempercepat pencarian jenazah sandera, setelah Hamas mengakui mereka kesulitan mencarinya karena jenazah tertimbun reruntuhan.
Video itu menunjukkan truk-truk, dengan bendera Mesir, membawa buldoser dan alat penggali mekanis ke Jalur Gaza, disertai truk-truk pengangkut barang yang membunyikan klakson dan menyalakan lampu, dalam perjalanan menuju komite bantuan Mesir di Al-Zawayda.
Hamas telah menyerahkan 15 jenazah sandera, dari total 28 jenazah sandera yang harus diserahkan selama tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza yang dimulai 10 Oktober lalu. Hamas sebelumnya telah menyerahkan semua 20 sandera yang masih hidup.
Hamas mengatakan sedang berupaya semaksimal mungkin untuk mengevakuasi jenazah sandera, namun mengakui adanya kesulitan dalam mencari jenazah yang berada di bawah reruntuhan bangunan yang dibom militer Israel di Jalur Gaza.
Dikatakan juga oleh Hamas bahwa mereka berkoordinasi dengan otoritas Mesir mengenai pencarian jenazah sandera lainnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang membantu mewujudkan gencatan senjata Gaza, memperingatkan Hamas untuk segera menyerahkan jenazah sandera, atau "negara-negara lain yang terlibat dalam perdamaian besar ini akan mengambil tindakan".
"Beberapa jenazah sulit dijangkau, tetapi yang lainnya dapat dikembalikan sekarang, dan untuk beberapa alasan, tidak demikian. Mungkin ini ada hubungannya dengan perlucutan senjata mereka," ujarnya.
"Mari kita lihat apa yang mereka lakukan selama 48 jam ke depan. Saya memantau ini dengan sangat cermat," ucap Trump pada Sabtu (25/10).
Tonton juga video "Pertemuan Komite Palang Merah Internasional dan Hamas, Bahas Apa?" di sini:











































