Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich melontarkan komentar yang menghina Arab Saudi, saat menolak normalisasi hubungan dengan Riyadh dengan imbalan terbentuknya negara Palestina. Komentar menteri garis keras Israel yang bernada menghina itu menuai kecaman dari kalangan oposisi Israel.
Komentar tersebut, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency dan The Times of Israel, Jumat (24/10/2025), disampaikan Smotrich saat berbicara dalam sebuah konferensi bertajuk "Halakha di Era Teknologi" yang diselenggarakan oleh Zomet Institute dan surat kabar Israel, Makor Rishon.
Halkha merupakan hukum dan praktik ajaran Yahudi yang menjadi pedoman hidup orang Yahudi di semua aspek kehidupan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam konferensi itu, Smotrich mengatakan dirinya tidak akan menyetujui perjanjian normalisasi hubungan dengan Saudi, jika itu berarti pembentukan negara Palestina. Dia kemudian melontarkan komentar bernada merendahkan dan menghina Saudi.
"Jika Arab Saudi mengatakan kepada kita 'normalisasi dengan imbalan negara Palestina', teman-teman -- tidak, terima kasih," kata Smotrich dalam konferensi yang digelar pada Kamis (23/10).
"Teruslah menunggang unta di gurun pasir di Arab Saudi, dan kita akan terus berkembang dengan ekonomi, masyarakat, dan negara, dan hal-hal hebat yang kita ketahui," ucap Smotrich yang dikenal berhaluan ekstrem.
Smotrich menuai kecaman keras dari beberapa pemimpin oposisi Israel akibat komentarnya tersebut. Salah satunya, Yair Lapid yang memimpin Partai Yesh Atid, yang menyatakan komentar Smotrich itu tidak mewakili negara Israel. Benny Gantz, pemimpin oposisi dari Partai Biru dan Putih, menyebut Smotrich "bodoh dan kurang kesadaran akan tanggung jawab sebagai menteri senior".
Tak lama setelah kritikan menghujani dirinya, Smotrich yang merupakan ketua partai Zionisme Religius itu mencabut komentarnya yang dianggap menghina Saudi. Dia juga menyampaikan permintaan maaf.
"Pernyataan saya tentang Arab Saudi benar-benar tidak pantas, dan saya memohon maaf atas penghinaan yang ditimbulkannya," ucap Smotrich.
Namun, dia juga menambahkan: "Meskipun demikian, dan sekaligus, saya berharap Saudi tidak merugikan kami dan tidak mengingkari warisan, tradisi, dan hak-hak orang Yahudi atas tanah air bersejarah mereka di Yudea dan Samaria, serta membangun perdamaian sejati dengan kami."
Yudea dan Samaria merujuk pada sebutan Israel untuk Tepi Barat.
Sejauh ini belum ada komentar langsung dari Saudi terkait pernyataan Smotrich tersebut.
Saudi berulang kali mensyaratkan tercapainya kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel, dengan syarat Tel Aviv menerima negara Palestina dan memulai proses politik serius yang mengarah pada pembentukan negara Palestina.
Simak juga Video 'Jaminan Trump soal Israel Tak Akan Caplok Tepi Barat':











































