Tuding-menuding Trump Vs Presiden Kolombia

Tuding-menuding Trump Vs Presiden Kolombia

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 24 Okt 2025 05:29 WIB
WASHINGTON, DC - SEPTEMBER 25: U.S. President Donald Trump looks on before signing executive ordres in the Oval Office of the White House on September 25, 2025 in Washington, DC. Trump is expected to sign executive orders, including approving a partial sale of TikToks U.S. operations, following a 2024 law requiring parent company ByteDance to divest or face a ban.   Andrew Harnik/Getty Images/AFP (Photo by Andrew Harnik / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Donald Trump (Foto: Getty Images via AFP/ANDREW HARNIK)
Washington -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuding Presiden Kolombia Gustavo Petro sebagai 'gembong narkoba'. Petro membalas tudingan Trump tersebut sebagai fitnah.

Dilansir Al Arabiya, Senin (20/10/2025), Trump menyalahkan kepemimpinan politik Kolombia atas kegagalan memenuhi kewajiban pengendalian narkoba. Trump mengatakan AS akan menghentikan 'pembayaran dan subsidi skala besar' untuk Kolombia.

"Petro adalah pemimpin narkoba ilegal yang sangat mendorong produksi narkoba secara besar-besaran," kata Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan produksi narkoba itu ditujukan untuk dijual ke AS. Menurutnya, hal itu memicu kematian di AS.

ADVERTISEMENT

Trump juga berjanji akan mencabut semua bantuan untuk Kolombia, yang secara historis merupakan mitra dekat AS, namun juga produsen kokain terkemuka di dunia.

Tidak hanya itu, Trump mengancam akan mengenakan tarif lebih berat terhadap Kolombia, atau bahkan langkah-langkah lainnya yang tidak disebutkan secara spesifik untuk "menutup" budidaya narkoba di negara itu jika Petro tidak juga bertindak.

"MULAI HARI INI, PEMBAYARAN INI, ATAU BENTUK PEMBAYARAN LAINNYA, ATAU SUBSIDI, TIDAK AKAN LAGI DILAKUKAN," tegasnya, dalam postingan yang menggunakan huruf kapital.

Handout picture released by Colombia's Presidency press office showing Colombian President Gustavo Petro speaking during an official TV program in Bogota on March 12, 2024. (File photo: AFP)Presiden Kolombia Gustavo Petro (File photo: AFP) Foto: dok. AFP

Petro Bereaksi

Petro membantah ucapan Trump itu. Ia mengatakan dia akan melakukan pembelaan diri secara hukum.

"Saya akan membela diri secara hukum dengan pengacara Amerika di Pengadilan AS," ujar Petro dilansir kantor berita AFP, Kamis (23/10/2025).

Petro menyebut Trump telah memfitnahnya. Petro membantah segala tuduhan Trump.

"Fitnah telah dilontarkan kepada saya di wilayah Amerika Serikat oleh pejabat tinggi," kata Petro.

"Ketika bantuan kami dibutuhkan untuk memerangi perdagangan narkoba, masyarakat AS akan menerimanya," imbuhnya.

Tarik Dubes dari AS

karena tudingan Trump ini, otoritas Kolombia merespons dengan menarik pulang Duta Besarnya di Amerika Serikat. Kementerian Luar Negeri Kolombia, seperti dilansir AFP, Selasa (21/10/2025), mengumumkan pada Senin (20/10) bahwa Duta Besar Daniel Garcia Pena telah ditarik pulang dari Washington DC ke Bogota untuk melakukan konsultasi.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Kolombia, Armando Benedetti, menyebut pernyataan Trump tentang penghentian paksa budidaya narkoba sebagai "ancaman invasi atau aksi militer terhadap Kolombia".

Diketahui, Petro dan Trump berselisih sejak sang Presiden AS itu kembali berkuasa pada Januari lalu, namun konflik publik keduanya semakin memanas dalam beberapa pekan terakhir, saat AS melancarkan operasi antinarkoba mematikan di kawasan Karibia.

Colombia's new President Gustavo Petro gestures during the inauguration ceremony at the Bolivar square in Bogota, on August 7, 2022. - Ex-guerrilla and former mayor Gustavo Petro was sworn in as Colombia's first-ever leftist president, with plans for profound reforms in a country beset by economic inequality and drug violence. (Photo by JUAN BARRETO / AFP)Presiden Kolombia Gustavo Petro (Photo by JUAN BARRETO / AFP) Foto: AFP/JUAN BARRETO

Washington mengerahkan sejumlah kapal perang ke kawasan Karibia, tepatnya di dekat lepas pantai Venezuela, sejak Agustus lalu. Sejauh ini, kapal-kapal perang AS telah menyerang setidaknya tujuh kapal, yang diklaim menyelundupkan narkoba ke negara tersebut.

Menurut pemerintahan Trump, total sedikitnya 32 orang tewas akibat serangan pasukan AS sejauh ini.

Para pakar mempertanyakan legalitas serangan AS terhadap kapal-kapal tersebut di perairan internasional, tanpa mencoba mencegat atau menangkap awak kapal dan mengadili mereka.

Operasi antinarkoba AS utamanya menargetkan perdagangan narkoba dari Venezuela, meskipun perhatian beralih ke Kolombia dalam beberapa hari terakhir.

Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth, pada Minggu (19/10), mengumumkan bahwa tiga orang tewas akibat serangan terhadap sebuah kapal yang diduga menyelundupkan narkoba.

Kapal itu, menurut Hegseth, berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Nasional Kolombia -- kelompok gerilya sayap kiri yang dikenal sebagai ELN dalam bahasa Spanyol. Serangan itu sendiri disebut oleh Hegseth dilancarkan pada Jumat (17/10) lalu.

Serangan itu terjadi setelah serangan lainnya -- terhadap kapal semi-submersible -- yang menewaskan dua orang, yang salah satunya warga Kolombia.

Petro menuduh Trump telah melakukan pembunuhan dan melanggar kedaulatan Kolombia. Dia juga menyebut Trump "tidak menyukai orang bebas karena dia ingin menjadi raja".

Simak juga Video 'Presiden Venezuela Berbahasa Inggris: Not to War, Yes Peace!':

Halaman 2 dari 4
(isa/fas)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads