WHO: Kelaparan Tidak Berkurang di Gaza Sejak Gencatan Senjata

WHO: Kelaparan Tidak Berkurang di Gaza Sejak Gencatan Senjata

Farih Maulana Sidik - detikNews
Jumat, 24 Okt 2025 00:31 WIB
Palestinians carry aid supplies that entered Gaza, amid a ceasefire between Israel and Hamas, in Khan Younis, in the southern Gaza Strip October 11, 2025. REUTERS/Ramadan Abed     TPX IMAGES OF THE DAY
Warga Gaza berebut pasokan makanan (Foto: REUTERS/Ramadan Abed)
Geneva -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hanya ada sedikit peningkatan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza, Palestina, sejak gencatan senjata diberlakukan. WHO menilai situasi di Gaza masih darurat karena tidak ada pengurangan kelaparan yang signifikan.

"Situasinya masih sangat buruk karena bantuan yang masuk tidak cukup," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada wartawan di kantor pusat badan kesehatan PBB di Jenewa, dilansir AFP, Kamis (23/10/2025).

"Sejak gencatan senjata yang ditengahi AS antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober, tidak ada pengurangan kelaparan, karena tidak ada cukup makanan," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, Israel berulang kali menghentikan bantuan ke Jalur Gaza selama perang. Hal itu memperburuk kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan, karena menyebabkan kelaparan di beberapa bagian wilayah Palestina.

ADVERTISEMENT

Namun, meskipun perjanjian yang ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatur masuknya 600 truk per hari, Tedros menyebut saat ini hanya antara 200 hingga 300 truk yang masuk setiap hari.

"Sejumlah besar truk tersebut merupakan truk komersial, hal itu mengurangi jumlah penerima manfaat," ujarnya.

Tedros tetap memuji gencatan senjata yang tetap berlaku di Gaza meskipun ada pelanggaran. Namun, ia memperingatkan bahwa krisis di Gaza masih jauh dari selesai, dan kebutuhan pasokan makanan sangat besar.

"Meskipun aliran bantuan telah meningkat, itu masih hanya sebagian kecil dari yang dibutuhkan," ucapnya.

Sistem kesehatan di Gaza telah porak-poranda selama dua tahun serangan Israel di wilayah Palestina, menyusul serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023.

"Tidak ada rumah sakit yang berfungsi penuh di Gaza, dan hanya 14 dari 36 rumah sakit yang berfungsi. Ada kekurangan obat-obatan esensial, peralatan, dan tenaga kesehatan yang kritis," kata Tedros.

Sejak gencatan senjata berlaku, WHO telah mengirimkan lebih banyak pasokan medis ke rumah sakit, dan mengerahkan tim medis darurat tambahan serta berupaya meningkatkan evakuasi medis.

(fas/rfs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads