Pemerintah China melayangkan "protes keras" kepada Australia terkait insiden udara melibatkan pesawat militer kedua negara di atas perairan Laut China Selatan pada akhir pekan lalu. Beijing menuduh pesawat militer Canberra telah melanggar wilayah udaranya.
Otoritas Australia sebelumnya mengatakan bahwa pesawat pengintai Poseidon miliknya didekati oleh jet tempur China saat melakukan patroli di atas perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa pada Minggu (19/10) waktu setempat.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (22/10/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Museum Louvre Kembali Dibuka Usai Perampokan Menggemparkan
Museum Louvre dibuka kembali untuk para pengunjung pada Rabu (22/10) waktu setempat, setelah ditutup selama tiga hari berturut-turut menyusul perampokan perhiasan yang menggemparkan Prancis.
Sejak pukul 09.00 waktu setempat, jam buka museum saat hari biasa, seperti dilansir AFP, Rabu (22/10/2025), aliran pengunjung mulai memasuki Museum Louvre yang tersohor di dunia tersebut.
Namun pihak museum mengatakan bahwa Galeri Apollo, yang menjadi TKP pencurian pada Minggu (19/10), masih ditutup.
- Pesawat PM Australia Mendarat Darurat di AS, Ada Apa?
Pesawat yang membawa Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese melakukan pendaratan darurat di Missouri, Amerika Serikat (AS), saat dalam perjalanan pulang ke Negeri Kanguru tersebut. Apa yang terjadi?
Pendaratan darurat tersebut, seperti dilansir media Australia, SBS News, Rabu (22/10/2025), terpaksa dilakukan setelah seorang personel Angkatan Udara Australia (RAAF) mengalami insiden di dalam pesawat yang membutuhkan perawatan medis.
Penerbangan dari Washington DC menuju ke Australia itu melakukan pendaratan darurat di bandara St Louis di negara bagian Missouri, AS, pada Selasa (21/10) malam waktu setempat.
- Inggris Kirim Sejumlah Perwira Militer ke Israel Usai Diminta AS
Sejumlah perwira militer Inggris telah dikirim ke Israel untuk bergabung dengan satuan tugas yang dipimpin oleh Amerika Serikat guna mendukung upaya stabilisasi di Gaza. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris pada Selasa (21/10/2025).
Para mediator Gaza - Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar - meningkatkan upaya mereka minggu ini untuk menstabilkan tahap awal gencatan senjata antara Israel dan Hamas dan untuk mendorong rencana gencatan senjata 20 poin usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sebuah pasukan stabilisasi yang didukung AS, yang dikenal sebagai Pusat Koordinasi Sipil-Militer, atau CMCC, dimaksudkan untuk memastikan keamanan di Gaza. Komposisi, peran, rantai komando, status hukum, dan isu-isu lainnya belum disepakati.
- Trump Bilang Sekutu AS Siap Lawan Hamas Jika Diminta
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa negara-negara sekutu AS di Timur Tengah siap untuk mengirim pasukan ke Jalur Gaza, atas permintaannya, untuk melawan Hamas jika kelompok itu tidak menghentikan dugaan pelanggaran gencatan senjata.
Pernyataan tersebut, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (22/10/2025), disampaikan sehari setelah Trump mengancam untuk "memusnahkan" Hamas jika mereka tidak memenuhi ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza, yang berlaku sejak 10 Oktober lalu.
"Banyak dari SEKUTU-SEKUTU HEBAT kita di Timur Tengah, dan wilayah di sekitar Timur Tengah, telah... memberitahu saya bahwa mereka akan menyambut baik kesempatan, atas permintaan saya, untuk memasuki GAZA dengan kekuatan besar dan melawan Hamas' jika Hamas terus bertindak buruk," ucap Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social miliknya.
- China Protes Keras Australia Soal Insiden di Laut China Selatan
Pemerintah China melayangkan "protes keras" kepada Australia terkait insiden udara melibatkan pesawat militer kedua negara di atas perairan Laut China Selatan pada akhir pekan lalu. Beijing menuduh pesawat militer Canberra telah melanggar wilayah udaranya.
Otoritas Australia sebelumnya mengatakan bahwa pesawat pengintai Poseidon miliknya didekati oleh jet tempur China saat melakukan patroli di atas perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa pada Minggu (19/10) waktu setempat.
Jet tempur China, sebut Departemen Pertahanan Australia, melepaskan suar dalam "jarak dekat" dengan pesawat Canberra, yang dianggap membahayakan awak pesawat tersebut.