5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim Detikcom - detikNews
Sabtu, 18 Okt 2025 19:15 WIB
A satellite image shows the Isfahan enrichment facility in Iran in this handout image dated June 3, 2025. Maxar Technologies/Handout via REUTERS    THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY MANDATORY CREDIT NO RESALES. NO ARCHIVES MUST NOT OBSCURE LOGO
Penampakan fasilitas nuklir Iran dari udara (Foto: via REUTERS/Maxar Technologies)
Jakarta -

Pemerintah Iran menyatakan bahwa kini mereka tidak lagi terikat pada pembatasan program nuklirnya, seiring kesepakatan penting antara Iran dan negara-negara adidaya dunia telah berakhir. Namun, Teheran menegaskan kembali "komitmennya terhadap diplomasi".

Kesepakatan tahun 2015 -- yang ditandatangani di Wina, Austria oleh Iran, China, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat -- mengakibatkan pencabutan sanksi internasional terhadap Republik Islam tersebut dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (18/10/2025):

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

- Peraih Nobel Perdamaian Telepon Netanyahu, Ada Apa?

Peraih Nobel Perdamaian 2025, Maria Corina Machado menelepon Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (17/10) waktu setempat. Dalam percakapan telepon itu, dia memuji perjuangan melawan "kekuatan totaliter," yang disebut Israel sebagai dukungan atas serangannya di Gaza.

ADVERTISEMENT

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (18/10/2025), dalam postingan yang ditulis di media sosial X, kantor Netanyahu mengatakan bahwa Machado menyampaikan kepada pemimpin Israel tersebut bahwa dia "sangat menghargai keputusan dan tindakan tegasnya selama perang" dan juga memuji "kesepakatan pembebasan para sandera di Gaza."

- Tentara Israel Tembaki Bus di Gaza, 9 Orang Sekeluarga Tewas

Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel menewaskan sembilan orang dari satu keluarga Palestina ketika mereka menembaki sebuah bus pada Jumat (17/10) waktu setempat. Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah menargetkan sebuah kendaraan yang melintasi apa yang disebut "garis kuning".

"Petugas pertahanan sipil berhasil mengevakuasi sembilan jenazah setelah pendudukan Israel menargetkan sebuah bus yang membawa para pengungsi di sebelah timur kawasan Zeitun kemarin," ujar Mahmud Bassal, juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, yang beroperasi di bawah otoritas Hamas.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (18/10/2025), Bassal mengatakan bahwa para korban adalah anggota keluarga Abu Shabaan dan tewas saat "berusaha memeriksa rumah mereka" di Zeitun.

- Filipina Selidiki Sumber Pengiriman Kontainer Terpapar Cesium-137 ke RI

Otoritas Filipina akan menyelidiki sumber pengiriman kontainer berisi bubuk seng yang terkontaminasi bahan radioaktif, yang sempat berdampak pada sembilan orang di Indonesia.

"Saat ini, kemungkinan ini merupakan kasus kontaminasi yang terisolasi tanpa bahaya yang meluas bagi masyarakat luas," ujar Menteri Sains dan Teknologi Renato Solidum Jr. dalam pesan singkat pada 18 Oktober, dilansir The Straits Times, Sabtu (18/10/2025).

Ia mengatakan kontainer-kontainer yang akan dikembalikan ke Filipina akhir Oktober ini belum dibuka dan tidak terdeteksi radiasi di luarnya.

- Ketegangan dengan Rusia Meningkat, Swedia Siapkan Cadangan Pangan

Swedia, anggota terbaru NATO, meluncurkan cadangan pangan nasional pertamanya sejak Perang Dingin untuk membuat cadangan biji-bijian di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia.

Dilansir Newsweek, Sabtu (18/10/2025), pemerintah Swedia telah mengalokasikan 575 juta kronor (US$60 juta) untuk penyimpanan biji-bijian darurat dengan prioritas awal diberikan ke wilayah utara negara itu, yang menurut Menteri Pertahanan Sipil Carl-Oskar Bohlin penting secara strategis bagi militer dan pertahanan negeri itu.

Langkah ini menyusul peringatan dari negara-negara yang terletak di sisi timur NATO tentang ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh Rusia, yang dituduh mengirimkan drone-drone awak ke wilayah udara aliansi tersebut.

- Iran Kini Tak Lagi Terikat pada Pembatasan Program Nuklirnya

Pemerintah Iran menyatakan bahwa kini mereka tidak lagi terikat pada pembatasan program nuklirnya, seiring kesepakatan penting antara Iran dan negara-negara adidaya dunia telah berakhir. Namun, Teheran menegaskan kembali "komitmennya terhadap diplomasi".

Kesepakatan tahun 2015 -- yang ditandatangani di Wina, Austria oleh Iran, China, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat -- mengakibatkan pencabutan sanksi internasional terhadap Republik Islam tersebut dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

Namun, pakta tersebut telah berantakan setelah Washington secara sepihak menarik diri selama masa jabatan pertama Presiden Donald Trump, dan Iran kemudian menarik kembali komitmennya.

Lihat juga Video Terpopuler Sepekan: Timnas Indonesia hingga Gencatan Senjata di Gaza

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads