Kremlin mengatakan akan "segera" mulai mempersiapkan pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Rencana pertemuan itu mencuat setelah percakapan telepon kedua pemimpin, yang diklaim Kremlin, berlangsung "sangat jujur dan penuh kepercayaan".
Pembicaraan telepon itu dilakukan di tengah upaya diplomatik dalam penyelesaian perdamaian untuk perang Ukraina, yang mereda selama dua bulan terakhir, setelah pertemuan puncak antara Putin-Trump di Alaska pada 15 Agustus lalu gagal membuahkan hasil yang substansial.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (17/10/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Trump Ancam 'Habisi' Hamas Jika Pembunuhan di Gaza Berlanjut
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman terhadap kelompok Hamas, yang selama gencatan senjata berlangsung, melakukan penembakan mematikan terhadap warga-warga sipil di Jalur Gaza yang dituduh berkolaborasi dengan Israel atau terlibat kejahatan.
Trump mengancam akan "menghabisi" Hamas jika pembunuhan orang-orang di Jalur Gaza terus berlanjut.
"Jika Hamas terus membunuh orang-orang di Gaza, yang bukan merupakan bagian kesepakatan, kita tidak memiliki pilihan selain masuk dan menghabisi mereka," kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).
- Peru Umumkan Keadaan Darurat Buntut Demo Rusuh
Pemerintah baru Peru mengumumkan keadaan darurat di Lima, ibu kota Peru, menyusul unjuk rasa antipemerintah yang berlangsung selama berminggu-minggu. Aksi protes itu kembali diwarnai kerusuhan pada Rabu (15/10) waktu setempat, hingga menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai puluhan orang lainnya.
"Kami akan mengumumkan keputusan untuk menetapkan keadaan darurat setidaknya di Metropolitan Lima," kata kepala kabinet Ernesto Alvarez dalam konferensi pers, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).
Unjuk rasa memprotes maraknya praktik korupsi dan tindak kejahatan terorganisir di Peru itu awalnya berlangsung damai. Namun bentrokan terjadi setelah beberapa demonstran berupaya menerobos pagar pembatas di sekitar Gedung Kongres saat malam tiba.
- Iran Kutuk Serangan Israel ke Lebanon
Pemerintah Iran mengutuk serangan yang dilakukan oleh musuh bebuyutannya, Israel, di Lebanon selatan terhadap basis sekutu dekatnya, kelompok Hizbullah.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (17/10/2025), dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, mengatakan serangan tersebut merupakan "pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Lebanon.
Sebelumnya, otoritas Lebanon mengatakan pada hari Kamis (16/10) bahwa Israel telah menewaskan satu orang dan melukai tujuh orang dalam serangan di Lebanon, yang menurut militer Israel menargetkan Hizbullah dan kelompok-kelompok sekutunya.
Baca juga: Iran Kutuk Serangan Israel ke Lebanon |
- China Pecat 2 Jenderal Top dalam Operasi Antikorupsi
Dua jenderal top China dipecat dari Partai Komunis yang berkuasa di negara tersebut dan dari militer karena "pelanggaran serius terhadap disiplin dan hukum". Pemecatan kedua jenderal itu dilakukan saat operasi "pembersihan" antikorupsi marak menargetkan pemimpin militer negara tersebut.
Pemecatan kedua jenderal top itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/10/2025), diumumkan oleh Kementerian Pertahanan China.
He Weidong, merupakan jenderal nomor dua di China, dan Miao Hua, merupakan perwira politik tertinggi pada militer China, menjadi pejabat militer paling senior yang dipecat sebagai bagian dari kampanye antikorupsi yang menargetkan pimpinan Tentara Pembebasan Rakyat, nama resmi militer China, sejak tahun 2023.
- Rusia Segera Mulai Persiapan untuk Pertemuan Putin-Trump
Kremlin mengatakan akan "segera" mulai mempersiapkan pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Rencana pertemuan itu mencuat setelah percakapan telepon kedua pemimpin, yang diklaim Kremlin, berlangsung "sangat jujur dan penuh kepercayaan".
Pembicaraan telepon itu dilakukan di tengah upaya diplomatik dalam penyelesaian perdamaian untuk perang Ukraina, yang mereda selama dua bulan terakhir, setelah pertemuan puncak antara Putin-Trump di Alaska pada 15 Agustus lalu gagal membuahkan hasil yang substansial.
"Telah disepakati bahwa perwakilan kedua negara akan segera mulai menyelenggarakan pertemuan puncak yang dapat digelar, misalnya, di Budapest," kata ajudan utama Putin, Yuri Ushakov, saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).
Tonton juga video "Kremlin: Perundingan Damai di Ukraina Rumit, Mustahil Ada Keajaiban" di sini:











































