Peru Umumkan Keadaan Darurat Buntut Demo Rusuh

Peru Umumkan Keadaan Darurat Buntut Demo Rusuh

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 17 Okt 2025 13:54 WIB
Anti-riot police officers take cover from a fire as they clash with demonstrators during a protest against Perus interim President Jose Jeri in Lima on October 15, 2025.  (Photo by Hugo CUROTTO / AFP)
Unjuk rasa memprotes maraknya tindak kriminal di Peru diwarnai kerusuhan dan memakan korban jiwa (AFP/HUGO CUROTTO)
Lima -

Pemerintah baru Peru mengumumkan keadaan darurat di Lima, ibu kota Peru, menyusul unjuk rasa antipemerintah yang berlangsung selama berminggu-minggu. Aksi protes itu kembali diwarnai kerusuhan pada Rabu (15/10) waktu setempat, hingga menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai puluhan orang lainnya.

"Kami akan mengumumkan keputusan untuk menetapkan keadaan darurat setidaknya di Metropolitan Lima," kata kepala kabinet Ernesto Alvarez dalam konferensi pers, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025).

Unjuk rasa memprotes maraknya praktik korupsi dan tindak kejahatan terorganisir di Peru itu awalnya berlangsung damai. Namun bentrokan terjadi setelah beberapa demonstran berupaya menerobos pagar pembatas di sekitar Gedung Kongres saat malam tiba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah demonstran lainnya, yang ada di tengah kerumunan, melemparkan batu dan menyalakan kembang api. Situasi itu direspons polisi antihuru-hara dengan melepaskan tembakan gas air mata.

ADVERTISEMENT

Kematian seorang demonstran bernama Eduardo Ruiz diumumkan langsung oleh Presiden Jose Jeri.

Kepala Kepolisian Peru, Jenderal Oscar Arriola, kemudian mengatakan pada Kamis (16/10) bahwa seorang polisi dari Direktorat Investigasi Kriminal diyakini telah menembakkan peluru yang menewaskan Ruiz, seorang rapper berusia 32 tahun yang ikut unjuk rasa pada Rabu (15/10).

Disebutkan Arriola bahwa polisi tersebut, yang diserang oleh massa, telah ditahan dan akan diberhentikan dari jabatannya.

Ruiz menjadi korban tewas pertama dalam unjuk rasa yang dipimpin secara kolektif oleh Gen Z di Peru. Sekitar 113 orang lainnya mengalami luka-luka ketika ribuan demonstran turun ke jalanan ibu kota Lima pada Rabu (15/10) waktu setempat. Para korban luka terdiri atas 29 warga sipil dan 84 polisi.

Peru diguncang rentetan unjuk rasa selama berminggu-minggu, dengan para anggota parlemen negara itu, pada Jumat (10/10) lalu, memutuskan untuk memakzulkan Presiden Dina Boluarte, pendahulu Jeri. Boluarte disalahkan atas lonjakan tindak kriminal dan dituduh melakukan korupsi.

Tindak pemerasan dan pembunuhan kontrak telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari di berbagai wilayah Peru. Geng-geng kriminal seperti Los Pulpos dan Tren de Aragua dari Venezuela, yang beroperasi di Amerika Latin, menyandera orang-orang dari berbagai lapisan untuk mendapatkan uang tebusan.

Kegagalan pemerintahan baru yang dipimpin Jeri dalam mengatasi krisis kejahatan yang semakin memburuk, mendorong ribuan warga Peru turun ke jalanan ibu kota Lima dan kota-kota lainnya di negara tersebut untuk berunjuk rasa.

Jeri, yang menjabat sebagai presiden sementara hingga pemilu digelar pada April tahun depan, telah bersumpah untuk "menyatakan perang" terhadap kejahatan terorganisir dalam upaya meredakan protes. Dia meminta Kongres memberinya wewenang khusus untuk memberlakukan undang-undang keamanan darurat, tanpa harus melakukan voting di parlemen.

Lihat juga Video 'Gas Air Mata Warnai Aksi Protes Massal Tolak Presiden Baru Peru':

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads