Trump Akan Hadiri Penandatanganan Perjanjian Damai Thailand-Kamboja

Trump Akan Hadiri Penandatanganan Perjanjian Damai Thailand-Kamboja

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 14 Okt 2025 15:57 WIB
U.S. President Donald Trump shows a signed executive order on a deal that would divest TikToks U.S. operations from ByteDance from its Chinese owner ByteDance, at the White House in Washington, D.C., U.S., September 25, 2025. REUTERS/Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump (dok. REUTERS/Kevin Lamarque)
Kuala Lumpur -

Thailand dan Kamboja akan menandatangani perjanjian damai dalam pertemuan puncak (KTT) ASEAN yang digelar di Malaysia pada akhir Oktober. Otoritas Malaysia mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menghadiri langsung penandatanganan tersebut.

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja, pada Juli lalu, meluas menjadi bentrokan militer paling mematikan dalam beberapa dekade. Total lebih dari 40 orang tewas dan sekitar 300.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka.

Kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata, yang sebagian dimediasi oleh Trump, setelah pertempuran berkecamuk selama lima hari. Namun sejak saat itu, Bangkok dan Phnom Penh berulang kali saling menuduh adanya pelanggaran gencatan senjata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Mohamad Hasan, seperti dilansir AFP, Selasa (14/10/2025), mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja akan dilakukan dalam KTT ASEAN di Kuala Lumpur.

ADVERTISEMENT

"Selama KTT ini, kami berharap dapat menyaksikan penandatanganan deklarasi, yang dikenal sebagai Kuala Lumpur Accord, antara kedua negara tetangga ini untuk memastikan perdamaian dan gencatan senjata yang langgeng," kata Mohamad Hasan dalam konferensi pers di Kuala Lumpur.

Dia merujuk pada KTT ASEAN yang akan digelar di Kuala Lumpur pada 26-28 Oktober mendatang.

Mohamad Hasan juga menyebut Trump akan mengunjungi Malaysia pada 26 Oktober, dan akan menghadiri penandatanganan tersebut.

"(Trump) Sangat menantikan untuk menyaksikan kesepakatan damai Thailand-Kamboja," ucapnya.

Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, yang menjabat Ketua ASEAN saat ini, telah mengatakan bahwa Trump akan menghadiri KTT tersebut, namun sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari Gedung Putih.

Para pemimpin dari 10 negara anggota ASEAN, dan para mitra dagang mereka, seperti China, Jepang, Rusia dan AS, akan menghadiri KTT tersebut.

Malaysia menjadi penengah gencatan senjata awal antara Thailand dan Kamboja pada 28 Juli lalu yang mengakhiri bentrokan di perbatasan, setelah desakan perdamaian berkelanjutan dari Anwar Ibrahim dan panggilan telepon dari Trump kepada pemimpin kedua negara yang berkonflik.

Mohamad Hasan menambahkan bahwa Kuala Lumpur dan Washington akan memfasilitasi gencatan senjata lebih luas antara Bangkok dan Phnom Penh, yang mewajibkan kedua belah pihak untuk menyingkirkan semua ranjau dan artileri berat dari perbatasan mereka.

PM Kamboja Hun Manet sebelumnya mengatakan dirinya menominasikan Trump untuk meraih Nobel Perdamaian, dan melontarkan pujian atas "diplomasi inovatif" yang mengakhiri bentrokan perbatasan antara negaranya dan Thailand.

Sementara PM Thailand Anutin Charnvirakul, pekan lalu, mengungkapkan dirinya menerima surat dari Trump, di mana sang Presiden AS mengatakan dirinya ingin melihat kedua negara bertetangga yang bertikai tersebut menyelesaikan ketegangan.

Tonton juga video "Trump Sebut Erdogan Bisa Bantu Akhiri Perang di Ukraina: Dia Dihormati Putin" di sini:

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads