Pemerintah Iran menyindir seruan perdamaian yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat berpidato di hadapan parlemen Israel. Teheran menilai seruan perdamaian dari Trump itu tidak konsisten dengan tindakan-tindakan Washington, merujuk pada serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Juni lalu.
"Keinginan untuk perdamaian dan dialog yang disampaikan Presiden AS bertentangan dengan perilaku bermusuhan dan perilaku kriminal Amerika Serikat terhadap rakyat Iran," kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (14/10/2025).
Pada pertengahan Juni lalu, Israel melancarkan operasi pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran, dengan menghantam fasilitas nuklir dan militer serta kawasan permukiman hingga menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Perang selama 12 hari dengan Israel itu diwarnai keterlibatan AS yang melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir utama Iran. Perang itu menggagalkan perundingan nuklir tingkat tinggi yang pada saat itu berlangsung antara Teheran dan Washington.
Iran membalas dengan rentetan serangan rudal dan drone yang menewaskan puluhan orang di Israel. Pertempuran itu diakhiri dengan gencatan senjata yang berlaku sejak 24 Juni lalu.
Dalam pidato di Knesset, parlemen Israel, pada Senin (13/10) waktu setempat, Trump mengatakan dirinya menginginkan kesepakatan damai dengan Iran. Trump bahkan menyebut keputusan akhir berada di tangan Teheran untuk mencapai kesepakatan apa pun.
"Kami siap ketika Anda siap, dan ini akan menjadi keputusan terbaik yang pernah dibuat Iran, dan itu akan terjadi," kata Trump merujuk pada kesepakatan dengan Iran, seperti dilansir Reuters.
"Tangan persahabatan dan kerja sama terbuka. Saya mengatakan kepada Anda, mereka (Iran-red) ingin membuat kesepakatan... akan sangat bagus jika kita bisa membuat kesepakatan," ucapnya dalam pidato di hadapan anggota Knesset.
(nvc/ita)