Sandera-sandera Dibebaskan Tandai Era Baru di Gaza

Sandera-sandera Dibebaskan Tandai Era Baru di Gaza

Tim detikcom - detikNews
Senin, 13 Okt 2025 22:20 WIB
Seorang tahanan Palestina yang dibebaskan memeluk keluarganya setelah dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari pertukaran sandera-tahanan dan kesepakatan gencatan senjata di Gaza antara Hamas dan Israel, di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, 13 Oktober 2025. REUTERS/Mussa Qawasma
Foto: Hamas dan Israel Sepakat Tukar Sandera dan Tahanan (REUTERS/Mussa Qawasma).
Jakarta -

Hamas telah membebaskan sandera sesuai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Hal ini menandai era baru di Gaza, di mana Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan perang di Gaza, Palestina, sudah berakhir.

Dirangkum detikcom, Senin (13/10/2025), dilansir AFP, Al Arabiya, Al Jazeera, berdasarkan usulan Trump, setelah Hamas menyerahkan para sandera, Israel akan mulai membebaskan sekitar 2.000 tahanan sebagai imbalannya.

Sementara itu, dalam perjalanannya menuju Israel dengan para wartawan, Trump dengan percaya diri mengatakan bahwa "perang telah berakhir". Sebagai permulaan dari kesepakatan damai tersebut, kini Hamas telah membebaskan 20 sandera yang ditawan di Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamas Bebaskan 20 Sandera

Pada Senin pagi waktu setempat, Hamas membebaskan 20 sandera yang masih hidup dari Jalur Gaza. Pembebasan sandera yang masih hidup itu dibagi menjadi 2 kelompok, pertama Hamas membebaskan 7 orang dan kelompok kedua, Hamas membebaskan 13 orang.

Berdasarkan laporan televisi publik Israel, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (13/10/2025), menyebut Hamas telah membebaskan sandera-sandera yang masih hidup itu dalam dua kelompok, yang diserahkan kepada perwakilan ICRC di Jalur Gaza yang kemudian membawa mereka ke wilayah Israel.

ADVERTISEMENT

Kelompok pertama yang terdiri atas tujuh sandera diserahkan lebih awal pada Senin (13/10) pagi waktu setempat. Kelompok kedua yang terdiri atas 13 sandera lainnya diserahkan kemudian, pada hari yang sama, kepada perwakilan ICRC di wilayah Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

Pembebasan para sandera ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang disetujui Israel dan Hamas, dengan didorong oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyusun rencana perdamaian 20 poin untuk mengakhiri perang Gaza.

Jenazah sebagian dari 28 sandera yang tewas, dan dua orang lainnya yang nasibnya belum diketahui, juga akan diserahkan pada Senin (13/10).

Pembebasan Sandera Disambut Tangisan Warga Israel

Pembebasan para sandera itu disambut sorakan dan tangisan ratusan orang yang berkumpul di Alun-alun Sandera Tel Aviv.

"Kami telah menunggu 738 hari untuk mengatakan ini: Selamat datang kembali," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel via media sosial X.

Kementerian Luar Negeri Israel baru merilis nama tujuh sandera yang dibebaskan Hamas, yakni Guy Gilboa Dalal, Eitan Mor, Matan Angrest, Alon Ohel, Gali, Ziv Berman and Omri Miran. Nama 13 sandera lainnya belum diumumkan oleh Tel Aviv.

Sementara itu, di Jalur Gaza, belasan pria bersenjata yang memakai penutup wajah dan berpakaian hitam, yang tampaknya anggota sayap bersenjata Hamas, tiba di Rumah Sakit Nasser di mana panggung dan kursi telah disiapkan untuk menyambut para tahanan Palestina yang akan kembali.

Juru bicara Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, Shosh Bedrosian, sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa Israel akan mulai membebaskan tahanan Palestina setelah mendapat konfirmasi soal semua sandera yang ditahan di Gaza telah tiba dengan selamat di negara tersebut.

"Tahanan-tahanan Palestina akan dibebaskan setelah Israel mendapat konfirmasi bahwa semua sandera kami yang akan dibebaskan besok telah melintasi perbatasan perbatasan menuju Israel," kata Bedrosian pada Minggu (12/10).


Israel Akan Hancurkan Terowongan Hamas Usai Sandera Bebas

Israel berencana menghancurkan sisa-sisa jaringan terowongan bawah tanah Hamas yang ada di wilayah Jalur Gaza, setelah semua sandera dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata terbaru. Pemerintah Israel menyebut penghancuran terowongan akan dilakukan dengan persetujuan Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (13/10/2025), disampaikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, dalam pernyataan terbarunya pada Minggu (12/10) waktu setempat.

Katz mengatakan bahwa operasi penghancuran terowongan bawah tanah Hamas itu akan dilakukan di bawah "mekanisme internasional" yang dipimpin AS, yang menjadi salah satu mediator gencatan senjata Gaza yang berlangsung sejak Jumat (10/10) lalu.

"Tantangan besar Israel setelah fase pembebasan sandera adalah penghancuran semua terowongan teroris Hamas di Gaza," kata Katz dalam sebuah pernyataan.

"Saya telah memerintahkan militer untuk bersiap melaksanakan misi ini," ujarnya.

Disebutkan oleh Katz bahwa terowongan bawah tanah di Jalur Gaza akan dihancurkan dalam kerangka perlucutan senjata dan demiliterisasi Hamas, yang diperkirakan akan terjadi pada tahap selanjutnya, atau tahap kedua, dari rencana gencatan senjata yang diusulkan Presiden AS Donald Trump.

Tonton juga video "Hamas Bebaskan 13 Sandera Terakhir yang Masih Hidup" di sini:

Halaman 2 dari 3
(yld/yld)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads