Sanae Takaichi yang Ingin 'Kerja, Kerja, Kerja' Terancam Gagal Jadi PM Jepang

Sanae Takaichi yang Ingin 'Kerja, Kerja, Kerja' Terancam Gagal Jadi PM Jepang

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 12 Okt 2025 14:15 WIB
Japans former internal affairs minister Sanae Takaichi delivers a speech at the kick-off of the campaign for the LDP presidential election in Tokyo, Japan, September 22, 2025. Five lawmakers are running for the ruling Liberal Democratic Partys presidential election to succeed outgoing Prime Minister Shigeru Ishiba. Franck Robichon/Pool via REUTERS
Sanae Takaichi (Foto: Franck Robichon/Pool via REUTERS)
Tokyo -

Peluang Sanae Takaichi untuk menjadi Perdana Menteri perempuan pertama Jepang menjadi berat setelah koalisi partai berkuasa pecah. Mitra koalisi mereka mengundurkan diri.

Dilansir Reuters, Minggu (12/10/2025), Partai Demokrat Liberal yang telah memerintah Jepang hampir sepanjang era pascaperang memilih Takaichi yang merupakan konservatif garis keras sebagai ketua barunya pada akhir pekan lalu. Namun, dia harus mendapatkan persetujuan di parlemen untuk menjadi perdana menteri pada akhir bulan ini.

Hal itu sebelumnya dianggap cukup mudah mengingat koalisinya memiliki kursi terbanyak di parlemen Jepang meskipun bukan kurang mayoritas. Namun, langkah itu bakal berat usai mundurnya Komeito dari koalisi Partai Demokrat Liberal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, partai-partai oposisi terus berusaha bersatu di belakang kandidat alternatif.

Setelah pertemuan dengan Takaichi pada Jumat lalu, pemimpin Komeito, Tetsuo Saito, mengatakan kemitraan kedua partai yang sudah terjalin selama 26 tahun telah retak karena kegagalan LDP dalam menanggapi skandal pendanaan politik yang telah menghantui kelompok penguasa tersebut selama dua tahun terakhir. Dia mengatakan Komeito tidak akan mendukung Takaichi dalam pemungutan suara parlemen yang diperkirakan akan diadakan pada paruh kedua bulan Oktober.

Takaichi menyebut keputusan Komeito 'sangat disesalkan' tetapi mengatakan dia akan melakukan apa pun untuk mendapatkan dukungan parlemen. Gejolak politik ini terjadi menjelang sejumlah pertemuan diplomatik Jepang, dengan KTT multilateral di Malaysia dan Korea Selatan, serta kunjungan Presiden AS Donald Trump yang diperkirakan akan berlangsung di Jepang pada akhir bulan ini.

ADVERTISEMENT

Yen menguat hingga 0,5% menjadi 152,38 per dolar AS setelah berita tersebut. Yen sempat jatuh ke level terendah dalam delapan bulan awal pekan ini karena investor khawatir rencana belanja besar Takaichi akan membebani ekonomi terbesar keempat di dunia tersebut.

Dengan kepergian Komeito, Takaichi mungkin akan berusaha untuk menengahi aliansi dengan partai lain seperti Partai Inovasi yang berhaluan kanan-tengah. Sementara, oposisi utama Partai Demokrat Konstitusional telah mengisyaratkan mereka mungkin akan mendukung pemimpin karismatik dari partai oposisi lain, Yuichiro Tamaki, sebagai kandidat untuk menantang Takaichi dalam perebutan jabatan perdana menteri.

Tamaki, ketua Partai Demokrat untuk Rakyat yang populis, mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa dia 'siap untuk menjabat sebagai Perdana Menteri' dan sangat tersanjung dengan dukungan CDP.

Selain hambatan dari sisi politik, Takaichi juga mendapat kritik dari sekelompok pengacara Jepang yang menangani karoshi atau kematian akibat kerja berlebihan. Mereka memprotes pernyataan Takaichi yang menyerukan anggota partai berkuasa itu untuk 'bekerja seperti kuda pekerja'. Takaichi juga dikritik gara-gara menyatakan dia akan meninggalkan istilah 'keseimbangan kerja-kehidupan' atau 'work-life balance'.

Dilansir Japan Times dan Mainichi, Takaichi menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidato setelah memenangkan pemilihan ketua LDP. Takaichi menggarisbawahi perlunya pembaruan partai karena dukungan pemilih untuk LDP belum pulih dari berbagai skandal dan faktor lainnya.

Dia kemudian berkata kepada sesama anggota parlemen 'Saya akan membuat semua orang bekerja seperti kuda'. Dia juga akan meninggalkan gagasan 'Work-life balance'.

"Saya sendiri akan meninggalkan gagasan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan. Saya akan bekerja, bekerja, bekerja, bekerja, dan bekerja," ujar calon PM wanita pertama Jepang ini.

Tonton juga video "PM Ishiba Mundur: Pasar Saham Jepang Melonjak, Yen Tertekan" di sini:

Halaman 2 dari 2
(haf/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads