Kala Tokoh Oposisi Venezuela Dedikasikan Nobel Perdamaian untuk Trump

Kala Tokoh Oposisi Venezuela Dedikasikan Nobel Perdamaian untuk Trump

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 12 Okt 2025 08:01 WIB
(FILES) Venezuelan opposition leader Maria Corina Machado gives a speech during a protest called by the opposition on the eve of the presidential inauguration, in Caracas on January 9, 2025. Venezuela opposition leader Maria Corina Machado wins the 2025 Nobel Peace Prize, the Norwegian Nobel Committee announced on October 10, 2025. (Photo by Federico PARRA / AFP)
Foto: Maria Corina Machado (AFP/FEDERICO PARRA)
Jakarta -

Peraih Nobel Perdamaian tahun ini resmi diumumkan ke publik. Bukan Donald Trump yang menang, namun penghargaan bergengsi itu diberikan kepada wanita asal Venezuela bernama Maria Corina Machado.

Dirangkum detikcom, Minggu (12/10/2025), Machado bukan sosok sembarangan di Kolombia. Wanita berusia 58 tahun ini merupakan pemimpin oposisi di negaranya yang vokal mempromosikan hak-hak demokratis dan melawan kediktatoran.

Machado saat ini hidup dalam persembunyian. Di tahun 2024 Machado dilarang oleh pengadilan Venezuela untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan menantang Presiden Nicolas Maduro, yang telah berkuasa sejak 2013.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Komite Nobel Norwegia, Jorgen Watne Frydnes, menyebut Machado sebagai "juara perdamaian" yang berjuang untuk melonggarkan "cengkeraman kekuasaan yang kaku" dari pemerintah Venezuela.

ADVERTISEMENT

"Selama setahun terakhir, Machado terpaksa hidup dalam persembunyian. Meski menghadapi ancaman serius terhadap nyawanya, ia tetap memilih untuk berada di negaranya, sebuah keputusan yang menginspirasi jutaan orang," ujar Frydnes.

"Ketika otoritarian berkuasa, sangat penting untuk mengakui para pembela kebebasan yang berani, yang bangkit dan melawan," tambahnya.

Dedikasikan Kemenangan ke Donald Trump

Maria Corina Machado mendedikasikan Nobel Perdamaian yang diraihnya untuk rakyat Venezuela. Secara mengejutkan, Machado juga mendedikasikan penghargaan tersebut untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang sangat mendambakan Nobel Perdamaian.

Machado yang merupakan aktivis demokrasi yang memimpin kampanye untuk mengakhiri pemerintahan otoriter Presiden Nicolas Maduro dalam pemilu tahun lalu, menurut Komite Nobel, telah menjadi sosok "pemersatu" di Venezuela. Dia menolak untuk pergi meskipun ada ancaman terhadap nyawanya.

Machado, seperti dilansir AFP, Sabtu (11/10), mendedikasikan Nobel Perdamaian yang diraihnya kepada "rakyat Venezuela yang menderita", dan secara mengejutkan, juga mendedikasikannya kepada Trump, atas "dukungan tegas" sang Presiden AS bagi gerakan pro-demokrasi di Venezuela.

"Saya mendedikasikan hadiah ini untuk rakyat Venezuela yang menderita, dan kepada Presiden Trump atas dukungan tegasnya bagi perjuangan kita!" tulis Machado dalam pernyataan via media sosial X.

"Kita berada di ambang kemenangan dan hari ini, lebih dari sebelumnya, kita mengandalkan Presiden Trump, rakyat Amerika Serikat, rakyat Amerika Latin, dan negara-negara demokrasi di dunia sebagai sekutu utama kita untuk mencapai kebebasan dan demokrasi," sebutnya.

Dedikasi untuk Trump itu disampaikan Machado sekitar sebulan setelah pengerahan militer besar-besaran AS ke dekat pantai Venezuela dan kampanye serangan mematikan Washington terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba.

Machado merupakan kandidat capres oposisi dalam pemilu Venezuela tahun 2024 lalu, namun pemerintah Maduro memblokir pencalonannya.

Komite Nobel memuji "kerja kerasnya yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi bagi rakyat Venezuela dan atas perjuangannya untuk mencapai transisi yang adil dan damai dari kediktatoran menuju demokrasi".

Machado diketahui mendukung kampanye tekanan militer Trump terhadap Maduro, termasuk pengerahan Angkatan Laut AS dalam jumlah besar ke dekat Venezuela. Dia menyebut langkah Trump itu sebagai "langkah yang diperlukan" menuju transisi demokrasi di Venezuela.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, membagikan unggahan media sosial Machado yang mendedikasikan Nobel Perdamaian yang diraihnya untuk Trump. Namun tidak ada komentar yang disampaikan Gedung Putih sejauh ini.

Respons Trump Usai Tak Menang Nobel Perdamaian

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tanggapannya setelah tidak terpilih sebagai peraih Nobel Perdamaian tahun 2025 ini. Trump mengakui kemenangan pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, dan menekankan bahwa Machado juga mendedikasikan penghargaan itu untuk dirinya.

Saat ditanya soal Nobel Perdamaian yang diberikan kepada Machado, Trump tidak secara langsung mengkritik keputusan Komite Nobel. Trump malah memuji dirinya sendiri karena telah menyelesaikan beberapa perang.

Trump, seperti dilansir Newsweek dan Reuters, Sabtu (11/10), juga mengungkapkan bahwa Machado telah menelepon dirinya dan secara terbuka mendedikasikan Nobel Perdamaian itu untuk rakyat Venezuela dan untuk dirinya, yang disebut teguh mendukung perjuangan demokrasi Venezuela.

"Orang yang menerima Hadiah Nobel menelepon hari ini, menelepon saya, dan mengatakan 'Saya menerima ini untuk menghormati Anda, karena Anda benar-benar pantas mendapatkannya'. Suatu hal yang sangat baik untuk dilakukan," kata Trump saat berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih pada Jumat (10/10) malam.

Trump kemudian melontarkan gurauan: "Saya tidak mengatakan, 'Kalau begitu berikan saya pada saya'. Saya pikir dia mungkin akan melakukannya. Dia sangat baik."

Trump diketahui telah sejak lama mendambakan Nobel Perdamaian, yang telah diraih oleh empat pendahulunya di Gedung Putih.

Machado, dalam wawancara dengan surat kabar Spanyol El Pais, mengatakan dirinya telah berbicara via telepon dengan Trump, namun dia menolak untuk menceritakan detail percakapan keduanya.

Tonton juga video "Trump Ngaku Senang Selamatkan Jutaan Nyawa Meski Tak Dapat Nobel" di sini:

Halaman 2 dari 3
(ygs/ygs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads