Momen Langka Diwawancarai Media Israel, Presiden Palestina Bilang Gini

Momen Langka Diwawancarai Media Israel, Presiden Palestina Bilang Gini

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 10 Okt 2025 14:31 WIB
Palestinian President Mahmoud Abbas looks on as he visits the Istishari Cancer Center in Ramallah, in the Israeli-occupied West Bank, May 14, 2025. REUTERS/Mohammed Torokman/File Photo Purchase Licensing Rights
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (Foto: REUTERS/Mohammed Torokman/File Photo Purchase Licensing Rights)
Jakarta -

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berharap bahwa perdamaian akan terwujud antara Palestina dan Israel setelah penandatanganan perjanjian gencatan senjata di Gaza. Hal tersebut disampaikannya dalam wawancara langka dengan media Israel pada hari Kamis (9/10) waktu setempat.

"Apa yang terjadi hari ini adalah momen bersejarah. Kami telah berharap -- dan terus berharap -- bahwa kami dapat mengakhiri pertumpahan darah yang terjadi di tanah kami, baik di Jalur Gaza, Tepi Barat, maupun Yerusalem Timur," ujar Abbas kepada media Israel, Channel 12, dilansir kantor berita AFP, Jumat (10/10/2025).

"Hari ini, kami sangat senang bahwa pertumpahan darah telah berakhir. Kami berharap ini tetap seperti itu, dan bahwa perdamaian, keamanan, dan stabilitas akan terwujud antara kami dan Israel," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam wawancara tersebut, meskipun pertanyaan diajukan dalam bahasa Ibrani, Abbas menjawab dalam bahasa Arab.

ADVERTISEMENT

Ketika ditanya apakah Otoritas Palestina (PA) telah menerapkan reformasi yang disebutkan oleh Presiden AS Donald Trump dalam rencana 20 poinnya untuk mengakhiri perang di Gaza, Abbas mengatakan bahwa proses reformasi sudah berjalan.

"Saya ingin mengatakan dengan jujur -- kami telah meluncurkan reformasi," kata Abbas.

"Reformasi ini mencakup gaji tahanan yang telah kami sepakati dengan AS dan yang disetujui AS," ujarnya, merujuk pada pembayaran yang dicairkan oleh Otoritas Palestina kepada keluarga warga Palestina yang dibunuh oleh Israel atau dipenjara di penjara-penjara Israel, termasuk banyak yang ditahan karena serangan terhadap warga Israel.

Abbas mengumumkan reformasi terhadap skema pembayaran tersebut, yang oleh para kritikus disebut sebagai "bayar untuk membunuh" pada bulan Februari lalu, di bawah tekanan dari AS dan Israel, yang menyebutnya sebagai "pendanaan untuk terorisme." Beberapa pejabat Palestina mengecam keputusan tersebut saat itu.

Dalam wawancaranya dengan Channel 12, Abbas menambahkan bahwa reformasi lain di sektor-sektor seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan keamanan sedang dilaksanakan.

"Beberapa telah selesai, dan yang lainnya sedang berlangsung, hingga Otoritas Palestina menjadi model yang mampu terus memimpin rakyat Palestina," kata Abbas.

Sebelumnya, Trump, bersama dengan para pemimpin dan organisasi internasional lainnya, telah mendesak Abbas untuk mereformasi Otoritas Palestina.

Simak juga Video Mediator Israel-Hamas Berjabat Tangan Usai Sepakat Gencatan Senjata

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads