Cerita Aktivis Kemanusiaan Gaza soal Kelakuan Israel yang Bikin Miris

Yulida Medistiara - detikNews
Senin, 06 Okt 2025 06:03 WIB
Ilustrasi kapal yang ditumpangi aktivis Global Sumud Flotilla (Foto: AFP/FETHI BELAID)
Jakarta -

Israel mendeportasi sejumlah aktivis Global Sumud Flotilla yang berasal dari beberapa negara. Usai dideportasi, para aktivis internasional itu menceritakan momen saat ditahan Israel, para aktivis mengaku mendapat kekerasan dan 'diperlakukan seperti binatang'.

Dirangkum detikcom dilansir AFP, Senin (6/10/2025), armada Global Sumud Flotilla berlayar sejak bulan lalu untuk mengangkut bantuan ke Gaza yang dilanda perang. Kapal-kapal ini mengangkut bantuan serta para politisi dan aktivis, termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg.

Akan tetapi Israel memblokade kapal-kapal tersebut, serta menahan lebih dari 400 orang. Israel sebelumnya pada Jumat (3/10) telah mendeportasi empat aktivis Italia.

Kemudian pada Sabtu (4/10), Israel mendeportasi 137 aktivis Global Sumud Flotilla dari 13 negara ke Turki. 137 aktivis yang diterbangkan ke Istanbul itu berasal dari beberapa negara seperti Italia, Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Yordania dan negara lainnya, 36 di antaranya merupakan warga negara Turki.

Para aktivis diterbangkan ke Istanbul dengan pesawat Turkish Airlines yang disewa khusus. Keluarga para aktivis Turki terlihat menunggu kedatangan mereka di ruang VIP di dalam bandara Istanbul, mereka mengibarkan bendera Turki dan Palestina serta meneriakkan "Israel pembunuh".

Seorang politisi Italia menceritakan momen Israel mencegat kapal Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza tersebut. Ia mengatakan sejumlah kapal terkena meriam air. Kemudian penumpang kapal dibawa ke pantai oleh pasukan Israel.

"Kami dicegat oleh sejumlah besar kapal militer," ujar Paolo Romano, seorang anggota dewan daerah dari Lombardy di Italia, kepada AFP di bandara Istanbul.

"Beberapa kapal juga terkena meriam air. Semua kapal dievakuasi oleh orang-orang bersenjata lengkap dan dibawa ke pantai," kata pria berusia 29 tahun itu.

Romano mengatakan tentara Israel meminta penumpang kapal tersebut berlutut. Militer Israel juga disebut melakukan kekerasan psikologis dan fisik kepada aktivis.

"Mereka memaksa kami berlutut, tengkurap. Dan jika kami bergerak, mereka memukul kami. Mereka menertawakan, menghina, dan memukul kami," katanya.

"Mereka menggunakan kekerasan psikologis dan fisik," lanjutnya.




(yld/fca)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork