Panglima Militer Filipina Tolak Seruan Gulingkan Presiden Marcos

Panglima Militer Filipina Tolak Seruan Gulingkan Presiden Marcos

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 03 Okt 2025 17:16 WIB
Philippines President Ferdinand Marcos Jr attends the closing ceremony of the 44th and 45th ASEAN Summits and Related Summits and Handing Over of the ASEAN Chairmanship to Malaysia, at the National Convention Centre, in Vientiane, Laos, October 11, 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha/File Photo Purchase Licensing Rights
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr (dok. REUTERS/Athit Perawongmetha/File Photo Purchase Licensing Rights)
Manila -

Panglima militer Filipina, Jenderal Romeo Brawner, mengungkapkan bahwa dirinya menolak seruan agar Angkatan Bersenjata menggulingkan Presiden Ferdinand Marcos Jr, ketika Manila diguncang rentetan unjuk rasa, bulan lalu untuk memprotes korupsi pemerintah.

Brawner, seperti dilansir AFP, Jumat (3/10/2025), mengatakan bahwa sejumlah pensiunan perwira militer Filipina menghubungi dirinya dan beberapa perwira militer yang lebih muda, namun seruan mereka ditolak.

Langkah tersebut diambil ketika Manila bersiap menghadapi aksi protes antikorupsi besar-besaran pada 21 September lalu, yang dipicu oleh skandal korupsi terkait proyek-proyek pengendalian banjir yang fiktif, yang diyakini merugikan negara miliaran dolar Amerika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam unjuk rasa yang marak bulan lalu, sebut Brawner, "ada poster dan pidato yang menyerukan Angkatan Bersenjata Filipina untuk memimpin".

ADVERTISEMENT

"Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mungkin kami harus menarik dukungan kami untuk presiden," kata Brawner saat berbicara dalam sebuah forum media.

Dia menyebut ada "beberapa seruan agar kami melakukan intervensi, dan faktanya ada beberapa perekrutan, bisa dibilang, sangat disayangkan beberapa dari mereka merupakan pensiunan perwira".

Pihak-pihak yang berupaya merencanakan penggulingan itu, menurut Brawner, "berusaha menghubungi para perwira muda, berusaha menghubungi para komandan kami, bahkan menghubungi saya, dan meyakinkan kami untuk intervensi".

Dikatakan oleh Brawner bahwa mereka mengusulkan "kudeta, junta militer, demi mengatur ulang seluruh masyarakat Filipina, atau menarik dukungan kami -- jadi beberapa bentuk intervensi militer".

Pada satu momen, kata Brawner, dirinya dan "staf tempur" militernya bahkan bertemu sekelompok pensiunan perwira militer yang dipimpin oleh mantan jenderal Romei Poquiz -- pengkritik vokal Marcos -- yang menyampaikan keluhan mereka, terutama soal dugaan korupsi dalam pemerintahan.

Brawner juga mengatakan bahwa beberapa dari mereka yang mendorong intervensi militer bersikeras menyebut "orang lain pantas menjadi presiden, tetapi mereka tidak menyebutkan siapa orang itu".

Kepada Poquiz dan kelompoknya, Brawner menegaskan bahwa institusi militer "solid" dalam mendukung Konstitusi Filipina. "Kami sangat jelas dalam mandat kami," tegasnya.

Ditambahkan Brawner bahwa dirinya telah memberikan Marcos Jr soal persekongkolan dan perekrutan tersebut.

Simak juga Video 'Wapres Filipina Diduga Otak Atas Rencana Pembunuhan Presiden Marcos Jr':

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads