Pasukan tentara Israel meledakkan sebuah rumah milik warga Palestina di Tepi Barat. Pemilik rumah itu diduga merupakan pelaku serangan penembakan di Yerusalem yang menewaskan enam orang pada dua pekan lalu.
"Rumah dua lantai milik Muthanna Amro diledakkan saat fajar di kota Al-Qubaybah di Tepi Barat yang diduduki Israel," kata Wali Kota Nafiz Hamouda dilansir AFP, Sabtu (27/9/2025).
Rekaman AFP menunjukkan bahan peledak menghancurkan rumah tersebut. Ledakan meninggalkan dua lubang menganga dan tumpukan puing di dalamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hamouda mengatakan militer telah memberi tahu warga 10 hari sebelumnya tentang niat mereka untuk menghancurkan properti tersebut.
"Ledakan itu juga menyebabkan kerusakan signifikan pada empat atau lima rumah di sekitarnya," kata Hamouda.
"Beginilah sifat pendudukan. Mereka tidak berhenti pada melukai satu orang, tetapi berusaha untuk melukai sebanyak mungkin warga," tambahnya.
Baca juga: 5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini |
Kantor berita resmi Palestina, Wafa, melaporkan bahwa pasukan militer Israel dalam jumlah besar menyerbu kota, mengepung rumah tersebut, dan mengevakuasi penduduk di sekitarnya sebelum meledakkan gedung tersebut.
Israel, yang telah menduduki Tepi Barat sejak 1967, secara rutin menghancurkan rumah-rumah warga Palestina yang dituduh melakukan serangan terhadap warga Israel.
Pemerintah berpendapat bahwa pembongkaran ini berfungsi sebagai pencegah, tetapi para kritikus mengecamnya sebagai hukuman kolektif yang membuat keluarga-keluarga kehilangan tempat tinggal.
Seperti diketahui, Muthanna Amro dan Mohammed Taha telah ditembak mati oleh petugas setelah melakukan penembakan di sebuah halte bus di Yerusalem pada 8 September. Serangan itu menewaskan enam orang.
Kekerasan di Tepi Barat telah melonjak sejak perang Gaza meletus pada Oktober 2023 menyusul serangan Hamas terhadap Israel. Data Kementerian Kesehatan Gaza menjelaskan pasukan dan pemukim Israel telah menewaskan setidaknya 983 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk banyak militant, sejak Oktober 2023.
Selama periode yang sama, setidaknya 36 warga Israel, termasuk anggota pasukan keamanan, tewas dalam serangan Palestina atau selama operasi militer Israel.
(ygs/jbr)