5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 18 Sep 2025 18:18 WIB
Palestinian President Mahmoud Abbas and British Prime Minister Keir Starmer meet at 10 Downing Street, in London, Britain, September 8, 2025. (Via Reuters)
Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu PM Inggris Keir Starmer di Downing Street, London, pada 8 September lalu (dok. Reuters)
Jakarta -

Inggris akan mengakui negara Palestina pada akhir pekan ini, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakhiri kunjungan kenegaraannya. Penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Navi Pillay, yang menuduh Israel melakukan genosida di Gaza, mengharapkan para pemimpin Israel diadili.

Surat kabar Inggris The Times dalam laporannya, tanpa mengutip sumber apa pun, menyebut Perdana Menteri (PM) Keir Starmer berencana mengakui negara Palestina sebelum beberapa negara, termasuk Prancis, melakukannya dalam pertemuan puncak Majelis Umum PBB di New York, AS, pekan depan.

Sementara itu, Pillay yang pernah memimpin pengadilan internasional untuk genosida Rwanda tahun 1994 silam, mengatakan dirinya melihat kesamaan antara situasi di Gaza dengan pembantaian yang terjadi di Rwanda. Dia mengharapkan suatu hari nanti para pemimpin Israel akan diadili dan dijebloskan ke penjara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (18/9/2025):

- Inggris Akan Akui Negara Palestina Usai Trump Akhiri Kunjungan Kenegaraan

ADVERTISEMENT

Inggris akan memberikan pengakuan resmi terhadap negara Palestina pada akhir pekan ini. Pengakuan resmi akan diberikan Inggris setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menentang keputusan itu, telah meninggalkan negara tersebut di akhir kunjungan kenegaraannya.

Rencana pengakuan resmi Inggris itu, seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Kamis (18/9/2025), diungkapkan oleh surat kabar Inggris The Times dalam laporan terbarunya, tanpa mengutip sumber apa pun, pada Rabu (17/9) waktu setempat.

Disebutkan oleh The Times dalam laporannya bahwa Perdana Menteri (PM) Keir Starmer berencana untuk mengakui negara Palestina bahkan sebelum beberapa negara Barat, termasuk Prancis, melakukannya dalam pertemuan puncak Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, pekan depan.

- Penyelidik PBB Berharap Pemimpin Israel Diadili terkait Genosida di Gaza

Seorang penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Navi Pillay, yang pekan ini menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza, mengatakan dirinya melihat kesamaan dengan pembantaian yang terjadi di Rwanda. Pillay mengharapkan para pemimpin Israel akan diadili dan dijebloskan ke penjara.

Pillay, yang seorang mantan hakim Afrika Selatan ini, seperti dilansir AFP, Kamis (18/9/2025), pernah memimpin pengadilan internasional untuk genosida Rwanda tahun 1994 silam dan juga menjabat sebagai kepala hak asasi manusia PBB.

Dalam wawancara dengan AFP, Pillay mengakui bahwa keadilan merupakan "proses yang lambat". Namun dia mengutip pernyataan mendiang ikon anti-apartheid Afrika Selatan, Nelson Mandela, yang mengatakan bahwa "selalu terasa mustahil sampai hal itu terjadi".

- Menlu Palestina: Pengakuan Negara Palestina Jadi Pesan Jelas untuk Israel

Menteri Luar Negeri (Menlu) Palestina, Varsen Aghabekian Shahin, menilai pengakuan yang akan diberikan negara-negara Barat terhadap negara Palestina, selama Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengirimkan pesan yang jelas kepada Israel tentang "ilusi" mereka untuk melanjutkan pendudukan.

Pernyataan itu, seperti dilansir AFP, Kamis (18/9/2025), disampaikan Shahin dalam wawancara dengan kantor berita AFP pada Rabu (17/9) waktu setempat.

"Pengakuan ini bukanlah simbolis. Ini merupakan sesuatu yang sangat penting karena mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada Israel tentang ilusi mereka untuk melanjutkan pendudukan mereka selamanya," kata Shahin, merujuk pada pendudukan Israel atas Tepi Barat dan Jalur Gaza.

- AS-Arab Saudi Gelar Latihan Militer Gabungan untuk Tangkal Serangan Drone

Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi telah menyelesaikan latihan militer gabungan yang digelar di kawasan Timur Tengah pekan ini. Latihan gabungan ini melibatkan latihan tembak langsung dalam upaya menangkal sistem udara tak berawak (UAS) atau serangan drone.

Latihan gabungan kedua negara yang bersekutu ini menggarisbawahi urgensi yang semakin meningkat untuk mempertahankan diri dari ancaman drone yang terus berkembang.

Komando Pusat AS atau CENTCOM, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (18/9/2025), menyebut latihan gabungan ini sebagai latihan "Red Sands" yang paling ambisius sejauh ini, dengan mempertemukan 20 sistem kontra-drone dalam latihan tembak langsung di Lapangan Latihan Shamal-2 di wilayah timur laut Saudi.

- Hakim AS Perintahkan Aktivis Pro-Palestina Dideportasi ke Aljazair-Suriah

Seorang hakim di negara bagian Louisiana, Amerika Serikat (AS), memerintahkan aktivis dan pemimpin aksi protes pro-Palestina terkemuka, Mahmoud Khalil, untuk dideportasi ke Aljazair atau Suriah. Perintah deportasi dijatuhkan setelah Khalil dianggap gagal mengungkapkan informasi soal pengajuan green card-nya.

"Dengan ini juga diperintahkan agar termohon dikeluarkan dari Amerika Serikat ke Aljazair, atau sebagai alternatif ke Suriah," demikian perintah yang diberikan hakim Jamee Comans dalam berkas pengadilan AS, seperti dilansir AFP, Kamis (18/9/2025).

Perintah tertanggal 12 September yang dijatuhkan oleh hakim imigrasi AS itu menegaskan bahwa kurangnya pengungkapan penuh dalam pengajuan green card oleh Khalil "bukanlah kelalaian oleh pemohon yang tidak memiliki informasi cukup dan pendidikan yang memadai...melainkan, pengadilan ini memutuskan bahwa termohon dengan sengaja memutarbalikkan fakta-fakta material".

Lihat juga Video Terpopuler Sepekan: Sri Mulyani Diganti Purbaya hingga Banjir Bandang Bali

Halaman 3 dari 2
(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads