Warga Timor Leste menggelar unjuk rasa, yang berlangsung dua hari terakhir, untuk memprotes rencana pembelian mobil dinas baru untuk para anggota parlemen. Polisi menembakkan gas air mata ke arah para demonstran saat unjuk rasa diwarnai kekerasan.
Laporan jurnalis AFP, seperti dilansir AFP, Selasa (16/9/2025), menyebutkan bahwa lebih dari 2.000 orang berkumpul di dekat gedung Parlemen Nasional pada Selasa (16/9) waktu setempat. Sebagian besar demonstran merupakan mahasiswa yang berasal dari beberapa universitas di ibu kota Dili.
Unjuk rasa itu memprotes rencana pengadaan mobil bagi masing-masing dari total 65 anggota parlemen Timor Leste.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi protes yang awalnya berlangsung damai ini berubah menjadi diwarnai tindak kekerasan, ketika polisi menembakkan gas air mata setelah beberapa demonstran melemparkan batu ke arah para personel kepolisian tersebut.
Unjuk rasa pada Selasa (16/9) ini menyusul aksi protes serupa pada Senin (15/9) waktu setempat, yang mendorong beberapa partai politik mengumumkan bahwa mereka akan meminta parlemen membatalkan rencana pembelian tersebut. Partai-partai politik yang sama sebelumnya telah menyetujui anggaran tahun 2025 yang mencakup pendanaan untuk pembelian kendaraan tersebut.
Para demonstran telah berjanji untuk melanjutkan aksi protes mereka hingga rencana pembelian tersebut resmi dibatalkan.
"Kami menginginkan keputusan pembelian mobil dibatalkan. Keputusan ini harus diambil oleh ketua Parlemen Nasional," ujar aktivis setempat, Domingos de Andrade, saat berbicara kepada wartawan pada Selasa (16/9).
"Mereka harus menghentikan kebiasaan buruk membeli mobil," tegasnya.
Dalam aksinya, para demonstran membawa spanduk yang berisi tulisan mendesak otoritas Timor Leste untuk "menghentikan pencuri, menghentikan koruptor".
Unjuk rasa ini juga diwarnai aksi pembakaran ban dan kendaraan pemerintah di dekat gedung parlemen.
Pemerintah Timor Leste, hingga Selasa (16/9), belum memberikan tanggapan resmi untuk unjuk rasa tersebut.
Sementara Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor, Partai Demokrat, dan Perkaya Persatuan Nasional Putra-putra Timor, dalam penyataan bersama pada Senin (15/9), mengatakan rencana pembelian mobil dinas baru itu "tidak mencerminkan kepentingan publik" dan berjanji akan meminta parlemen untuk membatalkannya.
Timor Leste yang merupakan negara termuda di Asia Tenggara ini terus bergulat dengan tingginya kesenjangan, malnutrisi, dan tingginya pengangguran, dengan perekonomian yang sangat bergantung pada minyak.