Demonstrasi terjadi di berbagai wilayah di Australia. Para pendemo menyampaikan tuntutan yang beragam.
Dilansir ABC, Minggu (14/9/2025), ribuan orang di berbagai wilayah Australia menggelar unjuk rasa pada Sabtu (13/9). Mereka berdemo di jalanan ibu kota wilayah masing-masing.
Demonstrasi itu dilakukan berbagai kelompok warga. Ada yang yang menggelar demonstrasi untuk menuntut kedaulatan pribumi, menyuarakan penentangan terhadap rasisme dan pandangan anti-imigrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demonstrasi dengan tuntutan kedaulatan pribumi itu terjadi di Melbourne. Para demonstran yang mengenakan bendera Aborigin dan Palestina berkumpul di Stasiun Flinders Street di CBD.
Pada saat yang sama, ada kelompok anti-pemerintah dan anti-imigrasi yang menggelar protes mereka sendiri. Para demonstran itu membawa bendera Australia.
Kelompok itu menggelar demonstrasi di tangga Gedung Parlemen. Para demonstran dengan beragam pandangan sayap kanan menyampaikan orasi, yang menampilkan klaim korupsi pemerintah dan sikap anti-energi terbarukan.
Seorang pembicara menuntut keadilan bagi buronan tersangka penembak Dezi Freeman, yang masih buron setelah dituduh menembak dua petugas polisi.
Polisi pun membuat barikade saat massa demo yang menuntut kedaulatan pribumi melintasi gedung parlemen. Barikade itu ditujukan untuk memisahkan kedua kelompok tersebut.
Polisi sempat bentrok dengan pengunjuk rasa kedaulatan pribumi. Petugas langsung memindahkan beberapa demonstran setelah seorang individu diduga disemprot cabai.
Unjuk rasa tersebut telah membuat polisi mengeranhkan lebih banyak personel di banyak kota. Selain itu, pihak berwenang juga memisahkan kelompok-kelompok pengunjuk rasa di Melbourne.
Demonstrasi juga terjadi di New South Wales. Sekitar 3.000 orang berbaris melalui pusat kota Sydney sebagai bagian dari demonstrasi Australia Bersatu Melawan Korupsi Pemerintah, yang diselenggarakan oleh beberapa kelompok. Kehadiran sejumlah besar polisi mengawasi demonstrasi tersebut, yang mengakibatkan beberapa jalan ramai antara Balai Kota dan Hyde Park Sydney ditutup.
Masih di Sydney, ada juga kelompok yang terdiri dari 1.000 orang menggelar unjuk rasa untuk memprotes rasisme, fasisme, dan Neo-Nazi yang diselenggarakan oleh The Black Caucus, kelompok First Nations.
![]() |
Demonstrasi yang diikuti ratusan hingga ribuan orang juga terjadi di Queensland, Victoria, Tasmania, Perth, Darwin, hingga Canberra. Unjuk rasa ini juga terjadi di tengah ketegangan menyusul pembunuhan tokoh konservatif terkemuka AS, Charlie Kirk. Di beberapa kota, para pengunjuk rasa membawa spanduk dan kaus bertuliskan nama Kirk. Sementara di Adelaide dan Perth, para pengunjuk rasa mengheningkan cipta untuk Kirk.
Sebelumnya, KBRI Canberra meminta warga negara Indonesia (WNI) yang berada di sana waspada. KBRI meminta warga untuk mematuhi aturan serta waspada saat berada di dekat lokasi demo.
"KBRI Canberra mengimbau kepada masyarakat Indonesia di Australia untuk tetap tenang dan waspada, terutama di sekitar lokasi unjuk rasa/kerumunan," demikian keterangan postingan di akun media sosial KBRI Canberra dilihat detikcom, Jumat (12/9).
Tonton juga video "Keluarga Zetro: Abang Harapan dan Kebanggaan Kami" di sini: