Maskapai penerbangan Japan Airlines meminta maaf kepada publik pada Rabu (10/9) waktu setempat setelah salah satu pilotnya yang mabuk menyebabkan penundaan tiga penerbangan. Insiden itu memicu teguran resmi kedua dari Kementerian Transportasi Jepang dalam waktu kurang dari setahun.
Presiden Japan Airlines (JAL) Mitsuko Tottori, seperti dilansir AFP, Rabu (10/9/2025), menggelar konferensi pers untuk menyampaikan permintaan maaf atas insiden pada 28 Agustus lalu, ketika seorang pilot minum terlalu banyak di Hawaii dan tidak dapat mengoperasikan penerbangannya ke Nagoya, Jepang, keesokan harinya.
Insiden itu memicu penundaan tiga penerbangan maskapai JAL lainnya, termasuk salah satu penerbangan mengalami penundaan hingga 18 jam.
Dalam konferensi pers pada Rabu (10/9) waktu setempat, Tottori mengatakan JAL akan semakin memperketat pengawasan terhadap konsumsi alkohol dan kesehatan para stafnya.
"Kami menanggapi situasi ini dengan sangat serius, karena hal ini terjadi meskipun langkah-langkah telah diambil Desember lalu," ujarnya.
Secara terpisah, pada Rabu (10/9), Kementerian Transportasi Jepang memanggil direktur keselamatan JAL Yukio Nakagawa, yang membungkuk dalam-dalam di hadapan para wartawan saat dia menerima peringatan tertulis baru dari seorang pejabat senior.
Sejak Desember tahun lalu, JAL melarang semua konsumsi alkohol di kalangan awak pesawatnya selama masa kerja semalam. Larangan itu diberlakukan setelah dua pilot JAL mengkonsumsi terlalu banyak minuman beralkohol sebelum jadwal penerbangan mereka dari Melbourne ke Narita.
(nvc/ita)