Penderitaan anak-anak Gaza yang kelaparan, sungguh memilukan. Mereka bahkan terlalu lemah untuk bisa menangis.
Hal ini diungkapkan kepala badan amal internasional, Save the Children yang berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik Israel-Palestina. Menurut Inger Ashing, kepala NGO tersebut, kelaparan -- yang dinyatakan oleh PBB pekan lalu terjadi di Gaza -- bukan sekadar istilah teknis semata.
"Ketika tidak ada cukup makanan, anak-anak menjadi sangat kekurangan gizi, dan kemudian mereka meninggal secara perlahan dan menyakitkan. Secara sederhana, inilah yang dimaksud dengan kelaparan," kata Ashing, dilansir kantor berita AFP, Kamis (28/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian menjelaskan apa yang terjadi ketika anak-anak meninggal karena kelaparan selama beberapa minggu, karena tubuh pertama-tama mengonsumsi lemaknya sendiri untuk bertahan hidup dan ketika lemak itu habis, tubuh benar-benar mengonsumsi dirinya sendiri dengan memakan otot dan organ vital.
"Namun, klinik kami hampir senyap. Sekarang, anak-anak tidak memiliki kekuatan untuk berbicara atau bahkan menangis kesakitan. Mereka terbaring di sana, kurus kering, benar-benar merana," kata Ashing.
Ia mengatakan kelompok-kelompok bantuan sebelumnya telah memperingatkan dengan lantang bahwa kelaparan akan datang, karena Israel mencegah makanan dan kebutuhan pokok lainnya memasuki Gaza.
"Setiap orang di ruangan ini memiliki tanggung jawab hukum dan moral untuk bertindak menghentikan kekejaman ini," kata Ashing.
Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi mendeklarasikan bencana kelaparan di Gaza pada hari Jumat lalu, menyalahkan apa yang disebutnya sebagai penghalangan sistematis bantuan oleh Israel selama lebih dari 22 bulan perang.
Sebuah lembaga pemantau kelaparan yang didukung PBB, Integrated Food Security Phase Classification Initiative (IPC), mengatakan kelaparan telah berdampak pada 500.000 orang di wilayah Jalur Gaza, termasuk di Kota Gaza.
IPC memproyeksikan bahwa kelaparan akan meluas hingga mencakup sekitar dua pertiga wilayah Gaza pada akhir September mendatang. Israel kemudian mendesak IPC untuk mencabut laporan itu, menyebutnya "direkayasa."
Setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu lalu, 14 anggota -- semuanya kecuali Amerika Serikat yang merupakan sekutu utama Israel --mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan "kekhawatiran dan kesedihan mendalam" atas deklarasi kelaparan tersebut, dan menyatakan bahwa mereka mempercayai pekerjaan dan metodologi IPC.
"Penggunaan kelaparan sebagai senjata perang jelas dilarang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional. Kelaparan di Gaza harus segera dihentikan," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut.
Simak Video: 303 Orang Tewas Termasuk 117 Anak Akibat Bencana Kelaparan di Gaza