Pemerintah Arab Saudi mengutuk apa yang disebutnya sebagai pelanggaran dan penyerbuan yang dilancarkan militer Israel terhadap Suriah. Riyadh menyebut serangan semacam itu sebagai pelanggaran kedaulatan Suriah.
"Kerajaan Arab Saudi menyatakan ketidaksetujuan dan kecaman keras atas berlanjutnya pelanggaran dan penyerbuan Israel ke wilayah Suriah," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (27/8/2025).
Kementerian Luar Negeri Saudi, dalam pernyataannya, menyebut serangan Israel sebagai "pelanggaran secara terang-terangan terhadap kedaulatan Republik Arab Suriah dan hukum internasional".
Dalam pernyataannya, Riyadh berjanji untuk mendukung kepemimpinan Suriah dalam upaya "membangun keamanan dan stabilitas" di negara tersebut, dan "menjaga perdamaian sosial dan penegakan kedaulatan negara dan lembaga-lembaganya".
Tidak hanya itu, Kementerian Luar Negeri Saudi juga menolak semua seruan separatis untuk memecah-belah Suriah, dan menyerukan rakyat Suriah untuk "menggunakan akal sehat" serta "bahasa dialog".
Lebih lanjut, pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi itu menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mendukung Damaskus dalam tujuannya membangun perdamaian dan stabilitas, serta mengambil sikap tegas dan menyeluruh terhadap "pelanggaran Israel yang berkelanjutan di Suriah".
Kementerian Luar Negeri Suriah, pada Senin (25/8), mengecam apa yang disebutnya sebagai "penyerbuan militer Israel" di dekat area Beit Jinn. Suriah menyebut Israel mengerahkan "pasukan yang terdiri atas 11 kendaraan militer dan sekitar 60 tentara", yang merebut kendali atas perbukitan strategis di kaki Gunung Hermon.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Suriah mengecam penyerbuan Israel itu sebagai "pelanggaran terang-terangan" terhadap kedaulatan Suriah.
(nvc/ita)