Ukraina melancarkan serangan pesawat nirawak ke Rusia yang memicu kebakaran di sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir saat merayakan hari kemerdekaannya. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan serangan Ukraina tersebut dilakukan usai seruan perdamaiannya diabaikan.
Diketahui, setelah serangkaian diplomasi dan desakan Presiden AS Donald Trump untuk menengahi pertemuan puncak antara rekan-rekannya dari Rusia dan Ukraina, prospek perdamaian tampaknya mandek ketika Rusia mengesampingkan kemungkinan pertemuan langsung antara Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky.
Saling balas antara Ukraina dan Rusia masih terus terjadi dalam perang yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun. Hari ini, Ukraina membalasnya dengan serangan pesawat nirawak yang ditembak jatuh oleh Rusia dan mengakibatkan terbakarnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk di Rusia barat.
Ukraina juga mengirim sepuluh pesawat tanpa awak yang akhirnya juga ditembak jatuh di atas pelabuhan Ust-Luga di Teluk Finlandia. Jatuhnya pesawat drone tersebut memicu kebakaran di terminal bahan bakar milik perusahaan energi Rusia Novatek.
Sementara itu, Ukraina mengatakan Rusia telah menyerangnya semalam dengan rudal balistik dan 72 pesawat tanpa awak Shahed buatan Iran, 48 di antaranya menurut angkatan udara telah ditembak jatuh. Serangan pesawat nirawak Rusia menewaskan seorang perempuan berusia 47 tahun di wilayah timur Dnipropetrovsk.
Zelensky sebut Ukraina adalah Pejuang
Pertempuran terbaru terjadi saat Ukraina memperingati hari kemerdekaannya pada tahun 1991 setelah pecahnya Uni Soviet. Zelensky menyebut Ukraina menyerang saat seruan perdamaiannya diabaikan.
"Beginilah Ukraina menyerang ketika seruannya untuk perdamaian diabaikan," kata Zelensky dalam pidato hari kemerdekaannya, dilansir AFP, Minggu (24/8/2025).
"Hari ini, baik AS maupun Eropa sepakat: Ukraina belum sepenuhnya menang, tetapi pasti tidak akan kalah. Ukraina telah mengamankan kemerdekaannya. Ukraina bukanlah korban; ia adalah pejuang," kata Zelensky.
(yld/gbr)