PM Prancis Ancam Anggota Parlemen-Pejabat yang Cari Untung!

PM Prancis Ancam Anggota Parlemen-Pejabat yang Cari Untung!

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 23 Agu 2025 15:10 WIB
bendera Prancis
Ilustrasi bendera Prancis (Foto: Internet)
Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Prancis Francois Bayrou melontarkan peringatan keras kepada para anggota parlemen dan pejabat yang mengambil keuntungan dengan tidak semestinya. Dia mengancam akan membeberkan nama-nama mereka, seraya memperingatkan bahwa publik menganggap semua politisi "mencari untung".

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (23/8/2025), Bayrou mengatakan kecurigaan tersebut telah diungkapkan secara luas ketika ia mengajukan permohonan untuk pemangkasan anggaran besar-besaran.

PM Prancis itu telah menghadapi perlawanan keras dari kubu oposisi atas program pemangkasan defisit sebesar 43,8 miliar euro (sekitar Rp757 triliun). Tujuannya adalah menurunkan defisit anggaran yang tahun lalu mencapai 5,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB), hampir dua kali lipat batas maksimum yang ditetapkan Uni Eropa sebesar 3%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana pemangkasan anggaran itu mencakup penghapusan dua hari libur nasional untuk meningkatkan produktivitas, pemangkasan jumlah pegawai sektor publik, serta pembekuan pembayaran kesejahteraan dan pensiun yang biasanya disesuaikan dengan inflasi.

ADVERTISEMENT

Bayrou telah merilis serangkaian video di media sosial untuk mendukung kampanye reformasi anggarannya. Dalam video terbaru yang dirilis pada hari Jumat (22/8) waktu setempat, ia menyampaikan hasil dari program pemangkasan anggarannya.

"Banyak orang percaya bahwa pemerintah harus menyentuh hak-hak istimewa -- dalam tanda kutip -- para pemimpin politik, anggota parlemen, atau anggota pemerintah," kata Bayrou.

"Saya menanggapi hal ini dengan sangat serius karena ini berarti ada kecurigaan. Banyak orang Prancis mulai percaya bahwa para politisi hanya mengantongi keuntungan pribadi ... bahwa itu adalah pemborosan uang publik," katanya.

"Kita perlu mengklarifikasi semua ini. Adakah situasi di mana anggota parlemen atau pemimpin politik Prancis menerima tunjangan yang tidak semestinya, berlebihan, atau tidak dapat diterima?" tanyanya.

Sebelumnya, tokoh sayap kanan National Rally, Marine Le Pen, telah dinyatakan bersalah atas penggelapan dana Uni Eropa untuk partainya. Sementara sejumlah politisi Prancis lainnya juga tercatat dalam kasus-kasus serupa yang cukup terkenal.

Sebelumnya, dalam video yang diunggah ke YouTube baru-baru ini, Bayrou mengatakan bahwa total utang Prancis saat ini telah mencapai 3,4 triliun euro atau sekitar Rp58.820 triliun. Jika tidak ada tindakan tegas, ia memperkirakan pembayaran bunga utang bisa mencapai 100 miliar euro (Rp1.730 triliun) per tahun pada 2029.

"Utang kita sudah mencapai angka yang nyaris tak terbayangkan. Ini adalah bahaya mematikan," tegas Bayrou, seperti dikutip RT. "Kita harus bertindak sekarang, atau menghadapi krisis fiskal yang jauh lebih besar nanti," tandasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: PM Prancis Terancam Digulingkan oleh Parlemen Lewat Mosi Tidak Percaya"
[Gambas:Video 20detik]
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads