Iran Buka Suara Soal Gangguan GPS, Diduga karena Drone

Iran Buka Suara Soal Gangguan GPS, Diduga karena Drone

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 20 Agu 2025 18:08 WIB
Traffic flows past a huge billboard bearing a painting of a missile falling on Israel with the slogan in Farsi: β€œThe missile has fallen amidst the demons,” on a main road in central Tehran on July 16, 2025. (AFP)
Situasi di ruas jalanan utama di Teheran, ibu kota Iran (dok. AFP)
Teheran -

Iran dilanda gangguan GPS, sistem navigasi berbasis satelit, setelah perang selama 12 hari melawan Israel diakhiri dengan gencatan senjata pada akhir Juni lalu. Otoritas Teheran mengatakan bahwa gangguan itu terkait dengan sejumlah kekhawatiran keamanan yang muncul.

Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran Sattar Hashemi, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (20/8/2025), mengatakan bahwa gangguan pada sinyal GPS dan spektrum frekuensi yang terjadi di negara tersebut berkaitan dengan kekhawatiran keamanan, termasuk kemungkinan keberadaan drone.

Hashemi menyebut gangguan tersebut telah mempengaruhi kualitas telekomunikasi dan layanan terkait lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gangguan yang diamati pada spektrum frekuensi dan sinyal GPS disebabkan oleh pertimbangan keamanan dan potensi keberadaan drone," kata Hashemi saat berbicara kepada wartawan setempat.

ADVERTISEMENT

Dia mengakui bahwa gangguan semacam itu berdampak pada komunikasi dan bisnis yang bergantung pada layanan ini.

"Wajar jika masalah seperti ini menimbulkan masalah dalam penyediaan layanan kepada publik," ujar Hashemi dalam pernyataannya.

Menurut Hashemi, konsultasi dan berbagai upaya sedang dilakukan untuk mengatasi masalah ini secara bertahap, dengan tujuan meningkatkan kualitas layanan bagi warga.

Pernyataan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan regional, dengan Iran dan Israel saling memperingatkan soal konfrontasi baru setelah perang selama 12 hari yang berlangsung antara kedua negara pada pertengahan Juni lalu.

Rentetan pengeboman oleh Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer, serta kawasan permukiman, di berbagai wilayah Iran pada saat itu menewaskan lebih dari 1.000 orang. Para komandan senior dan ilmuwan nuklir Iran termasuk di antara korban tewas.

Teheran membalas dengan melancarkan rentetan serangan rudal dan drone, yang menewaskan puluhan orang di wilayah Israel.

Amerika Serikat (AS), sekutu Israel yang sempat bergabung dalam perang itu dengan turut mengebom situs-situs nuklir Iran, melakukan melakukan mediasi dan mengumumkan penghentian pertempuran pada 24 Juni lalu.

Para pejabat Iran sejak saat itu telah memperingatkan bahwa pertempuran baru dapat kembali terjadi kapan saja. Mereka juga menekankan bahwa Teheran tidak menginginkan perang, tetapi tetap siap menghadapi konfrontasi apa pun.

Simak juga Video 'Rusia Kembali Ungkit Serangan Terhadap Fasilitas Nuklir Iran':

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads