Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan-jalan di Tel Aviv untuk menyerukan diakhirinya perang di Gaza. Mereka memegang foto para sandera, mengibarkan bendera kuning, menabuh drum, dan meneriakkan yel-yel untuk membawa pulang warga Israel yang masih disandera di Gaza.
"Kami di sini untuk menegaskan kepada pemerintah Israel bahwa ini mungkin menit-menit terakhir yang kita miliki untuk menyelamatkan para sandera yang ditahan di terowongan Hamas selama hampir 700 hari," ujar Ofir Penso, seorang guru bahasa Arab berusia 50 tahun, kepada AFP, Senin (18/8/2025).
Demonstrasi telah digelar secara rutin selama hampir 22 bulan perang setelah serangan kelompok Hamas pada tahun 2023. Namun, aksi protes pada hari Minggu (17/8) waktu setempat itu tampaknya menjadi salah satu yang terbesar sejauh ini.
Dari 251 orang yang disandera para militan Palestina pada Oktober 2023, 49 orang saat ini masih berada di Jalur Gaza, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Dalam aksi demo ini, warga Israel berkumpul di tempat yang diberi nama "Lapangan Sandera" di Tel Aviv yang menjadi titik fokus aksi.
"Pemerintah Israel tidak pernah menawarkan inisiatif yang tulus untuk kesepakatan komprehensif dan mengakhiri perang," ujar Einav Tzangauker, yang putranya, Matan, ditawan di Gaza, di depan kerumunan orang.
"Kami menuntut kesepakatan yang komprehensif dan dapat dicapai serta diakhirinya perang. Kami menuntut apa yang menjadi hak kami -- anak-anak kami," imbuhnya.
(ita/ita)