Negara-negara Arab Kecam Netanyahu Soal Visi 'Israel Raya'

Negara-negara Arab Kecam Netanyahu Soal Visi 'Israel Raya'

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 15 Agu 2025 12:33 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu addresses a joint meeting of Congress at the U.S. Capitol in Washington, U.S., July 24, 2024. REUTERS/Craig Hudson
PM Israel Benjamin Netanyahu (dok. REUTERS/Craig Hudson)
Amman -

Negara-negara Arab ramai-ramai mengecam pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, yang mendukung gagasan "Israel Raya". Gagasan itu dianggap sebagai ancaman terhadap kedaulatan negara-negara Arab saat ketegangan memuncak di kawasan Timur Tengah.

Istilah "Israel Raya" merujuk pada interpretasi Alkitab mengenai wilayah negara tersebut pada masa Raja Salomo, atau Raja Sulaiman, yang tidak hanya mencakup wilayah Palestina saat ini, yakni Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, tetapi juga sebagian wilayah Yordania, Lebanon dan Suriah era modern.

Kalangan ultra-nasionalis Israel telah menyerukan pendudukan terhadap wilayah-wilayah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika ditanya pada Selasa (12/8) oleh wartawan i24NEWS, Sharon Gal, soal apakah dirinya mendukung "visi Israel Raya" tersebut, Netanyahu menjawab: "Tentu saja."

ADVERTISEMENT

"Jika Anda bertanya kepada saya mengenai apa yang saya pikirkan, kami siap," katanya.

Dia kemudian beralih membahas soal pendirian Israel dan "misi besar"untuk memastikan keberlangsungan keberadaannya.

Yordania, negara tetangga Israel, seperti dilansir AFP, Jumat (15/8/2025), mengecam keras pernyataan Netanyahu tersebut, yang disebut sebagai "eskalasi berbahaya dan provokatif", serta merupakan "ancaman terhadap kedaulatan negara-negara".

Dalam pernyataan pada Rabu (13/8), juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania menegaskan penolakan terhadap apa yang disebutnya sebagai retorika "provokatif| dan "klaim delusi" Netanyahu.

Mesir juga memberikan reaksi keras, dengan mengatakan pihaknya telah "meminta klarifikasi terkait masalah ini". Kairo menilai pernyataan Netanyahu itu sama-sama dengan "penolakan terhadap opsi perdamaian di kawasan tersebut".

Pernyataan Netanyahu itu disampaikan di tengah perang selama 22 bulan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, yang berulang kali merembet ke Timur Tengah dan memicu kecaman keras terhadap Tel Aviv dari seluruh dunia Arab.

Kecaman lainnya datang dari Irak, dengan Kementerian Luar Negeri Baghdad mengatakan pada Kamis (14/8) bahwa pernyataan Netanyahu itu mengungkapkan "ambisi ekspansionis" Israel dan merupakan "provokasi yang jelas terhadap kedaulatan negara-negara".

Qatar, yang merupakan mediator gencatan senjata Gaza, juga mengecam pernyataan Netanyahu, yang disebut sebagai pernyataan "absurd" dan "menghasut".

Upaya perluasan wilayah Israel juga menjadi sorotan setelah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, anggota kabinet Netanyahu, menuntut penaklukan Jalur Gaza dan aneksasi Tepi Barat, setelah pemerintah Tel Aviv baru-baru ini menyetujui pemukiman baru yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Arab Saudi, pada Rabu (13/8), menyatakan "penolakan total terhadap gagasan dan rencana kolonisasi dan ekspansi yang diadopsi oleh otoritas pendudukan Israel", dan menegaskan kembali "hak historis dan hukum rakyat Palestina untuk mendirikan negara mereka yang merdeka".

Simak juga Video: PBB Desak Israel Stop Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads