Ranjau darat meledak saat tentara Thailand sedang berpatroli di dekat perbatasan dengan Kamboja. Tiga tentara Thailand dilaporkan terluka akibat ledakan itu.
Dilansir AFP, Sabtu (9/8/2025), ledakan itu terjadi di Provinsi Sisaket sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat. Hal itu diungkap Militer Kerajaan Thailand dalam sebuah pernyataan.
Seorang tentara mengalami cedera kaki parah, seorang lainnya terluka di punggung dan lengan, dan yang ketiga mengalami kerusakan tekanan ekstrem di telinga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden ini terjadi beberapa hari setelah kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata, yang mengakhiri bentrokan paling mematikan mereka dalam beberapa dekade.
Pada Juli lalu, konflik lima hari yang menewaskan sedikitnya 43 orang dalam gejolak pertikaian berkepanjangan atas kuil-kuil kuno di perbatasan.
Bentrokan tersebut, yang melibatkan jet tempur, artileri, roket, dan pertempuran infanteri, berakhir pada 29 Juli dengan gencatan senjata, setelah dibujuk oleh Presiden AS Donald Trump.
Pertemuan para pejabat pertahanan di Kuala Lumpur berakhir pada hari Kamis dengan kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata.
Setelah ledakan hari Sabtu ini, Kementerian Luar Negeri Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau darat baru dan mengatakan akan mengajukan protes resmi.
Otoritas Aksi Ranjau dan Bantuan Korban Kamboja, sebuah badan pemerintah, mengeluarkan pernyataan yang membantah adanya ranjau baru yang dipasang.
Pejabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, berada di provinsi tetangga Surin pada hari Sabtu dan telah memerintahkan militer untuk memastikan para prajurit yang terluka menerima perawatan medis penuh.
Bentrokan bulan lalu di sepanjang perbatasan sepanjang 800 kilometer (500 mil) memaksa lebih dari 300.000 orang mengungsi dari daerah pertempuran di kedua sisi perbatasan.
(lir/lir)