Pemerintah Inggris menepis kritikan yang menyebut rencananya mengakui negara Palestina sama saja memberikan hadiah kepada kelompok Hamas. Pengakuan secara resmi akan diberikan London kepada negara Palestina, jika Israel tidak mengambil langkah untuk memperbaiki situasi di Gaza dan mewujudkan perdamaian.
Pemandangan anak-anak Gaza yang kurus kering mengejutkan dunia dalam beberapa hari terakhir, dan pada Selasa (29/7), sebuah lembaga pemantau kelaparan memperingatkan skenario terburuk kelaparan sedang terjadi di Jalur Gaza dan tindakan segera diperlukan untuk menghindari kematian meluas.
Perdana Menteri (PM) Inggris, Keir Starmer, dalam pengumuman -- sekaligus ultimatum -- memberikan batas waktu hingga September untuk Israel memenuhi tuntutan memperbaiki situasi kemanusiaan dan mewujudkan perdamaian di Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reaksi keras diberikan Israel yang menuduh rencana Inggris mengakui negara Palestina itu, sama saja memberikan hadiah kepada Hamas dan menghukum para korban serangan mematikan Hamas pada Oktober 2023, yang memicu perang Gaza.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya berpikir Hamas "tidak seharusnya diberi hadiah" dengan pengakuan negara Palestina.
Menanggapi kritikan tersebut, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (30/7/2025), Menteri Transportasi Inggris, Heidi Alexander -- yang ditunjuk pemerintah London untuk menjawab pertanyaan media -- mengatakan bahwa hal itu bukanlah cara yang tepat untuk menggambarkan rencana Inggris.
"Ini bukan hadiah untuk Hamas. Hamas adalah organisasi teroris keji yang telah melakukan kekejaman yang mengerikan. Ini tentang rakyat Palestina. Ini tentang anak-anak yang kita lihat di Gaza yang kelaparan," tegas Alexander dalam wawancara dengan radio LBC.
"Kita harus meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Israel untuk mencabut pembatasan agar bantuan dapat kembali masuk ke Gaza," ucapnya.
Pekan lalu, Prancis mengumumkan rencana untuk secara resmi mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September.
Pemerintah Inggris sebelumnya selalu mengatakan bahwa mereka akan mengakui negara Palestina pada saat paling efektif. Namun Starmer, dalam pidatonya pada Selasa (29/7), mengatakan bahwa momen itu telah tiba, dengan menyoroti penderitaan di Jalur Gaza dan menyebut prospek solusi dua negara terancam.
"Sebagai bagian dari proses menuju perdamaian, saya dapat mengonfirmasi bahwa Inggris akan mengakui negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September, kecuali jika pemerintah Israel mengambil langkah-langkah substantif untuk mengakhiri situasi yang memprihatinkan di Gaza, menyetujui gencatan senjata, dan berkomitmen pada perdamaian jangka panjang yang berkelanjutan, yang menghidupkan kembali prospek Solusi Dua Negara," ujarnya.
"Dan ini termasuk mengizinkan PBB untuk memulai kembali pasokan bantuan, dan menegaskan tidak akan ada aneksasi di Tepi Barat," ucap Starmer.
Simak juga Video: Prancis Akan Akui Negara Palestina