60 Ribu Orang Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel, 145 Ribu Terluka

60 Ribu Orang Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel, 145 Ribu Terluka

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Rabu, 30 Jul 2025 04:40 WIB
JABALIA, GAZA - MAY 17: Civil Defense teams and residents of the region carry out search and rescue operations in the area where the Israeli attack took place on the Jabalia area in the northern Gaza Strip on May 17, 2025. During the search and rescue operations, a Palestinian woman was rescued alive from under the rubble. (Photo by Abdalhkem Abu Riash/Anadolu via Getty Images)
Foto: Ilustrasi situasi di Gaza (Anadolu via Getty Images/Anadolu).
Jakarta -

Sebanyak 60.034 orang warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina, sejak Oktober 2023. Selain itu, ada 145.870 warga lainnya terluka.

Dilansir kantor berita AFP, Rabu (30/7/2025), Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat perang Israel-Hamas telah melampaui 60.000 orang. Jumlah korban tewas itu dihimpun sejak pertempuran yang telah berkecamuk selama hampir 22 bulan.

"Jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 60.034 orang yang gugur," tulis Kementerian Kesehatan Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, Kementerian Kesehatan Gaza juga mencatat ratusan ribu orang terluka akibat serangan Israel. Ada 145.870 warga Gaza yang terluka sejak 7 Oktober 2023.

ADVERTISEMENT

"Dan 145.870 orang yang terluka sejak 7 Oktober 2023," kata Kementerian Kesehatan Gaza.

Israel Tolak Gencatan Senjata

Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Gideon Saar, menolak apa yang disebutnya sebagai "kampanye yang terdistorsi" dari tekanan internasional untuk gencatan senjata Gaza dan pengakuan resmi untuk negara Palestina.

Saar mengatakan kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Selasa (29/7), jika Israel menghentikan konflik saat Hamas masih berkuasa di Jalur Gaza dan masih menahan para sandera, maka itu akan menjadi "tragedi bagi Israel dan Palestina".

"Itu tidak akan terjadi, tidak peduli seberapa besar tekanan yang diberikan kepada Israel," tegas Saar dalam pernyataannya.

Israel menggencarkan operasi militer melawan Hamas di Jalur Gaza selama hampir 22 bulan terakhir, sejak serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober 2023 dilancarkan oleh Hamas.

Dalam beberapa pekan terakhir, tekanan internasional semakin meningkat untuk gencatan senjata agar badan-badan bantuan dapat membanjiri Jalur Gaza dengan bantuan pangan dan mencegah apa yang disebut oleh para pemantau yang didukung PBB sebagai kelaparan yang meluas.

Namun, dalam konferensi pers di Yerusalem, Saar bersikeras menegaskan bahwa Hamas bertanggung jawab penuh atas konflik tersebut dan bahwa tekanan terhadap Israel hanya akan mendorong Hamas untuk mengambil sikap garis keras.

"Ketika mereka menuntut diakhirinya perang ini, apa sebenarnya maksudnya? Mengakhiri perang saat Hamas tetap berkuasa di Gaza?" tanyanya.

(whn/whn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads