Pemerintah Inggris mengirim bantuan untuk pertama kalinya melalui udara ke Gaza, Palestina. Inggris menyebut bantuan ini harus segera disalurkan ke warga Gaza yang tengah dilanda kelaparan.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (29/7/2025), Kantor Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bantuan melalui udara pertama Inggris mendarat hari ini waktu setempat. Bantuan itu berisi sekitar setengah juta pound perlengkapan penyelamatan jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Starmer mengatakan kondisi di Gaza sangat mengerikan saat ini. Dia menyebut banyak bayi hingga anak-anak yang kelaparan karena akses bantuan diblokade Israel.
"Rakyat Palestina kini telah menanggung penderitaan yang mengerikan di Gaza akibat kegagalan bantuan yang dahsyat. Kami melihat bayi-bayi kelaparan, anak-anak yang terlalu lemah untuk berdiri," ujar Starmer dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Penderitaan ini harus diakhiri," ujarnya.
Skenario terburuk kelaparan saat ini sedang terjadi di Jalur Gaza. Peringatan ini dikeluarkan oleh Integrated Food Security Phase Classification (IPC), sebuah inisiatif yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Konflik dan pengungsian telah meningkat, dan akses terhadap makanan serta barang dan jasa penting lainnya telah anjlok ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata IPC, dilansir CNN, Selasa (29/7).
IPC menyebut semakin banyak bukti menunjukkan bahwa kelaparan, malnutrisi, dan penyakit yang meluas mendorong peningkatan kematian akibat kelaparan. IPC juga mengatakan bahwa peringatan tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian dunia.
"Mengingat informasi dan data terbaru yang tersedia, analisis IPC baru akan segera dilakukan," katanya.
Tercatat lebih dari 20.000 anak dirawat untuk perawatan malnutrisi akut antara April dan pertengahan Juli. Jumlah itu di antaranya 3.000 anak lebih mengalami malnutrisi parah.
"Data terbaru menunjukkan bahwa ambang batas kelaparan telah tercapai untuk konsumsi pangan di sebagian besar Jalur Gaza dan untuk malnutrisi akut di Kota Gaza," demikian bunyi peringatan tersebut, yang menyerukan tindakan segera untuk mengakhiri permusuhan dan memungkinkan respons kemanusiaan yang luas, tanpa hambatan, dan menyelamatkan nyawa.
Pada bulan Mei, IPC melaporkan bahwa seluruh penduduk daerah kantong tersebut mengalami "ingkat ketahanan pangan akut yang tinggi. Dan wilayah tersebut berada dalam risiko tinggi kelaparan, jenis krisis kelaparan yang paling parah.
(whn/azh)