.webp)
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyerukan militer negaranya untuk bersiap "menghadapi perang sesungguhnya" kapan saja. Seruan ini disampaikan Kim Jong Un saat mengamati kontes adu tembak unit artileri yang digelar militer Korut baru-baru ini.
Pernyataan Kim Jong Un tersebut, seperti dilansir AFP, Jumat (25/7/2025), disampaikan menyusul pengerahan pasukan dan senjata Korut untuk membantu Rusia dalam pertempuran melawan Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun terakhir.
Tayangan video yang disiarkan oleh televisi pemerintah Korut, Korea Central Television, pada Kamis (24/7) waktu setempat, menunjukkan para tentara dari unit artileri Korut menembakkan peluru ke arah laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kim Jong Un, dalam tayangan tersebut, terlihat mengamati melalui teropong di sebuah pos pengamatan, dengan diapit dua pejabat militer Korut. Namun lokasi kontes adu tembak yang digelar pada Rabu (23/7) itu tidak diungkapkan.
Kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dalam laporan berbahasa Inggris menyebut Kim Jong Un mendorong para tentara Korut untuk bersiap "menghadapi perang sesungguhnya kapan saja" dan mampu "menghancurkan musuh dalam setiap pertempuran".
Pernyataan Kim Jong Un tersebut disampaikan setelah badan intelijen Korea Selatan (Korsel) dan negara-negara Barat melaporkan bahwa Pyongyang telah mengirimkan lebih dari 10.000 tentaranya ke wilayah Kursk, Rusia, tahun lalu. Korut juga disebut memasok peluru artileri, rudal dan sistem roket jarak jauh.
Sekitar 600 tentara Korut, menurut laporan intelijen Seoul, tewas saat bertempur untuk Rusia, dengan ribuan tentara lainnya mengalami luka-luka.
Laporan media Korut sebelumnya menyebut Kim Jong Un memberikan dukungan penuh kepada Moskow untuk perang melawan Ukraina, saat pemimpin Korut itu melakukan pembicaraan langsung dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang datang berkunjung ke Pyongyang baru-baru ini.
Korut dan Rusia yang mendapat rentetan sanksi berat dari Barat telah menandatangani kesepakatan militer tahun lalu, yang mencakup klausul pertahanan bersama, ketika kunjungan langka Presiden Rusia Vladimir Putin ke Pyongyang.
Lihat juga Video: Wajah Kebingungan Tentara Korut yang Ditangkap saat Berperang untuk Rusia
