Korea Utara (Korut) bertekad untuk membuat kapal perang terbaru jenis kapal penghancur berbobot 5.000 ton untuk Angkatan Lautnya. Tekad itu diumumkan Pyongyang setelah meluncurkan dua kapal serupa tahun ini.
Pemimpin Korut, Kim Jong Un, sebelumnya telah berjanji untuk meningkatkan kapasitas Angkatan Laut negaranya, dan memimpin langsung peluncuran kapal Angkatan Laut kelas penghancur pertama yang berbobot 5.000 ton, bernama Choe Hyon, pada April lalu.
Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan kapal Angkatan Laut Korut itu kemungkinan dikembangkan dengan bantuan Rusia, yang diduga sebagai imbalan atas pengerahan ribuan tentara Pyongyang untuk membantu Moskow berperang melawan Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kim Jong Un juga memimpin peluncuran satu kapal penghancur lainnya, Kang Kon, yang gagal pada Mei lalu, yang kemudian diperbaiki dan berhasil diapungkan kembali pada Juni.
Para pekerja di Galangan Kapal Nampho, seperti dilaporkan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) dan dilansir AFP, Selasa (22/7/2025), berjanji dalam sebuah pertemuan umum pada Senin (21/7) untuk menyelesaikan pembuatan kapal perang terbaru pada 10 Oktober tahun depan.
Tanggal itu menandai peringatan berdirinya Partai Buruh Korea yang berkuasa.
Laporan KCNA menyebut Korut sekarang akan membangun "Kapal Penghancur Kelas Choe Hyon No 3", yang digambarkan sebagai "kapal perang yang kuat dari jenisnya sendiri".
Lihat juga Video: Kapal Perang Korut yang Terbalik Kini Ditutupi Terpal
Manajer galangan kapal Nampho, menurut laporan KCNA, mendorong para pekerja untuk memenuhi tenggat waktu konstruksi guna menegakkan "rencana partai untuk membangun militer yang kuat" dan "untuk dengan tegas mempertahankan kedaulatan maritim dan kepentingan nasional yang tak tergoyahkan".
Presiden Korsel Lee Jae Myung, yang terpilih dalam pemilu bulan lalu, telah menjanjikan pendekatan yang lebih lunak terhadap Pyongyang, dibandingkan pendahulunya yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, yang berpandangan agresif.
Pemerintahan Lee telah menghentikan siaran propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan, yang dimulai Korsel tahun lalu menyusul rentetan balon berisi sampah yang diterbangkan ke selatan oleh Korut.
Sebagai respons, Pyongyang juga mengakhiri siaran propagandanya sendiri yang telah menyiarkan suara-suara aneh dan menakutkan terhadap Seoul.
Lihat juga Video: Kapal Perang Korut yang Terbalik Kini Ditutupi Terpal