Drone Junta Myanmar Jatuh di Perbatasannya, Thailand Protes

Drone Junta Myanmar Jatuh di Perbatasannya, Thailand Protes

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 23 Jul 2025 17:44 WIB
Sabtu (27/3) lalu, merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Parade besar-besaran digelar. Namun, dibalik itu semua 114 nyawa melayang di hari yang sama.
Pasukan militer Myanmar (dok. AP Photo)
Naypyitaw -

Sebuah drone junta militer Myanmar, yang menargetkan para pejuang antikudeta, terjatuh di area perbatasan Thailand. Insiden ini memicu protes resmi dari otoritas Bangkok yang terkena dampak berbahaya dari perang sipil yang berlangsung di negara tetangganya tersebut.

Wilayah Thailand bagian barat turut terkena dampak dari konflik yang berkecamuk di Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil terpilih negara tersebut pada tahun 2021.

Pasukan junta Myanmar yang membelot, para pengungsi sipil yang melarikan diri, dan para migran ekonomi yang putus asa sering kali melakukan penyeberangan tanpa izin di perbatasan sepanjang 2.400 kilometer di kedua negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Militer Thailand dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (23/7/2025), mengatakan pihaknya telah menemukan "drone kamikaze" pada Senin (21/7) waktu setempat di sebuah hutan di Provinsi Tak, yang berjarak 15 kilometer di dalam perbatasan Thailand.

"Tidak ada warga sipil yang terluka atau tewas, dan tidak ada kerusakan properti yang dilaporkan," demikian pernyataan militer Thailand pada Selasa (22/7) malam.

ADVERTISEMENT

"Investigasi awal menunjukkan bahwa drone tersebut milik militer Myanmar dan dimaksudkan untuk menyerang pasukan perlawanan, tetapi kehilangan kendali dan jatuh di wilayah Thailand," imbuh pernyataan tersebut.

Pernyataan militer Thailand itu juga menyebut bahwa tim penjinak telah "menetralkan bahan peledak" dan bahwa "protes resmi" telah dilayangkan terkait insiden tersebut melalui organisasi dialog perbatasan.

Tonton juga Video: Cina Pamerkan Drone Seukuran Nyamuk untuk Operasi Militer

Junta militer Myanmar dan berbagai pemberontak yang menentangnya semakin mengandalkan drone untuk mendapatkan keunggulan strategis dalam perang sipil yang terus berlangsung, yang kini telah berlangsung selama lebih dari empat tahun.

Myanmar menempati peringkat ketiga secara global -- hanya di belakang Ukraina dan Rusia -- untuk jumlah serangan drone yang tercatat oleh organisasi pemantau Armed Conflict Location and Event Data (ACLED) dalam laporan mereka bulan ini.

"Aksesibilitas, kemudahan modifikasi, dan efektivitas biaya drone memungkinkan kelompok perlawanan dan militer untuk mencapai tujuan militer, sekaligus meminimalkan korban jiwa dalam pertempuran," kata laporan ACLED tersebut.

Tonton juga Video: Cina Pamerkan Drone Seukuran Nyamuk untuk Operasi Militer

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads