Tentara Israel yang beroperasi di Jalur Gaza menggunakan taktik pembunuhan terhadap rekan mereka sendiri yang dicurigai diculik oleh kelompok Hamas. Taktik itu mempersulit para petempur Hamas untuk melaksanakan operasi penculikan terhadap tentara-tentara Israel.
Hal tersebut, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Sabtu (19/7/2025), diungkapkan oleh sayap bersenjata kelompok Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, dalam pernyataan terbaru yang dirilis pada Jumat (18/7) waktu setempat.
Juru bicara Brigade Ezzedine Al-Qassam, Abu Ubaida, dalam pesan audio pertama sejak 6 Maret lalu mengatakan Hamas siap untuk terlibat dalam "perang atrisi yang panjang" melawan Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para petempur kami telah mencoba dalam beberapa pekan terakhir untuk melakukan sejumlah operasi penculikan yang menargetkan tentara-tentara Zionis, beberapa di antaranya hampir berhasil... karena penggunaan taktik pembunuhan massal oleh musuh terhadap tentara-tentara yang dicurigai diculik," kata Ubaida.
Militer Israel menggunakan taktik yang disebut "protokol Hannibal" untuk mencegah kelompok Hamas dan sekutunya menangkap atau menculik tentara mereka di wilayah Jalur Gaza.
Protokol Hannibal mengizinkan penggunaan senjata berat ketika tentara Israel tertangkap untuk mencegah para penculik meninggalkan lokasi kejadian, bahkan jika hal ini membahayakan tawanan.
"Selama beberapa bulan terakhir, ratusan tentara musuh telah terbunuh dan terluka, selain ribuan tentara lainnya yang menderita penyakit psikologis dan trauma, sementara jumlah tentara yang bunuh diri meningkat karena kengerian tindakan berdarah yang mereka lakukan dan beratnya perlawanan yang mereka hadapi," ucap Ubaida.
Ditambahkan Ubaida bahwa para petempur Hamas "mengejutkan musuh dengan taktik dan metode baru dan beragam, setelah mempelajari pelajaran dari konfrontasi terpanjang dalam sejarah rakyat kami".
"Kami menegaskan bahwa para petempur kami dan saudara-saudara mereka dalam faksi perlawanan sepenuhnya siap untuk melanjutkan perang atrisi yang panjang melawan pendudukan, terlepas dari bentuk agresinya," tegasnya.
Belum ada tanggapan dari Israel atas pernyataan terbaru sayap bersenjata Hamas tersebut.