Direktur RS Gaza Disiksa-Kelaparan di Penjara Israel, Kondisinya Kritis

Direktur RS Gaza Disiksa-Kelaparan di Penjara Israel, Kondisinya Kritis

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 15 Jul 2025 15:46 WIB
A Red Cross member walks outside the Israeli military prison Ofer ahead of the expected release of Palestinian prisoners, as part of a ceasefire and a hostages-prisoners swap deal between Hamas and Israel, near Ramallah, in the Israeli-occupied West Bank, February 1, 2025. REUTERS/Jamal Awad     TPX IMAGES OF THE DAY
Penjara Ofer yang dikelola oleh Israel (dok. REUTERS/Jamal Awad)
Gaza City -

Direktur Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan di Jalur Gaza, Dr Hossam Abu Safiya, yang saat ini ditahan oleh Israel, disebut mengalami tindak penyiksaan dan dibiarkan kelaparan di dalam tahanan. Kondisi Abu Safiya, yang ditahan sejak Desember 2024, saat ini dilaporkan kritis dan semakin memburuk setiap hari.

Hal tersebut, seperti dilansir Press TV, Selasa (15/7/2025), diungkapkan oleh pengacara yang mewakili Abu Safiya, Ramy Abdu, dalam pernyataan via media sosial X yang diposting pada Senin (14/7) waktu setempat. Abdu menyebut dirinya baru saja mengunjungi kliennya dalam tahanan Israel pada 9 Juli lalu.

Menurut Abdu, kondisi fisik dan mental Abu Safiya semakin memburuk setiap harinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berat badannya turun lebih dari 40 kilogram, lebih dari sepertiga berat badannya. Pada saat itu (saat penculikannya), berat badannya 100 kilogram, sekarang, berat badannya tidak lebih dari 60 kilogram," tutur Abdu dalam pernyataannya.

"Pada 24 Juni 2025, dia dipukuli dengan keji. Kamarnya (Kamar 1, Seksi 24, Penjara Ofer) digerebek secara khusus. Dia diserang secara brutal di area dada dan mengalami memar parah di bagian wajah, kepala, punggung, dan leher. Pemukulan tersebut berlangsung sekitar 30 menit," sebut Abdu.

ADVERTISEMENT

Setelah penyiksaan brutal tersebut, sebut Abdu, Abu Safiya meminta perawatan medis, tes yang layak, dan pemeriksaan oleh seorang ahli jantung, namun otoritas Israel menolak permintaannya.

Dia mengatakan kliennya menderita detak jantung tidak teratur, dan kacamatanya, yang baru-baru ini dikirimkan oleh Abdu kepadanya, telah dirusak oleh pasukan Israel.

"Dia masih mengenakan pakaian musim dingin sambil mengalami kelaparan, penyiksaan, kurungan isolasi, dan kekurangan total, terkubur di bawah tanah, tanpa paparan sinar matahari. Dr Abu Safiya, seperti semua tahanan Palestina, tidak baik-baik saja," tulis Abdu dalam pernyataannya.

Simak juga Video: Dokter Sebut RS Gaza Akan Berubah Jadi Kuburan Bagi Para Pasiennya

Pada 27 Desember 2024, pasukan Israel menggerebek RS Kamal Adwan di Beit Lahiya, Jalur Gaza. Penggerebekan itu melumpuhkan rumah sakit tersebut, yang merupakan fasilitas medis utama terakhir yang masih beroperasi di area Jalur Gaza bagian utara.

Dalam penggerebekan itu, pasukan Israel menculik Abu Safiya bersama para staf medis dan beberapa pasien.

Selama berbulan-bulan, Abu Safiya menjadi suara paling menonjol di sektor layanan kesehatan Gaza yang hancur dan terus merawat anak-anak meskipun putranya sendiri dibunuh oleh pasukan Israel pada Oktober 2024.

Berbagai organisasi hak asasi manusia telah menuntut pembebasan segera Abu Safiya, tetapi otoritas Israel mengabaikan tuntutan tersebut.

Simak juga Video: Dokter Sebut RS Gaza Akan Berubah Jadi Kuburan Bagi Para Pasiennya

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads